Menuju konten utama

Risma: Kebiasaan Membaca Buku Ciptakan Bangsa yang Kreatif

Tri Rismaharini selaku Wali Kota Surabaya mengatakan bahwa kebiasaan membaca buku adalah kunci mujarab bagaimana membentuk sebuah bangsa yang kreatif. Dengan mencintai buku dan segala jenis literasi lainnya, kata Risma, penduduk sebuah negara akan terbiasa berimajinasi dan memprediksi banyak hal.

Risma: Kebiasaan Membaca Buku Ciptakan Bangsa yang Kreatif
Sejumlah pelajar menyimak penjelasan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat kegiatan Sekolah Kebangsaan di kediaman Pahlawan Nasional H O S Tjokroaminoto di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (8/11). ANTARA FOTO/Didik Suhartono.

tirto.id - Tri Rismaharini selaku Wali Kota Surabaya mengatakan bahwa kebiasaan membaca buku adalah kunci mujarab bagaimana membentuk sebuah bangsa yang kreatif. Dengan mencintai buku dan segala jenis literasi lainnya, kata Risma, penduduk sebuah negara akan terbiasa berimajinasi dan memprediksi banyak hal.

"Jangan meremehkan manfaat membaca. Dengan budaya membaca, kita akan menjadi bangsa yang kreatif karena terbiasa mengimajinasikan dan memprediksi apa yang kita baca," kata Tri Rismaharini di acara Awarding Surabaya Akseliterasi 2016 yang digelar di halaman Taman Surya, Minggu (18/12/2016).

Buku adalah jendela dunia sehingga dengan membaca buku, maka wawasan seseorang juga akan bertambah. Hal ini penting bagi Risma, "Sebab, kita harus membangun sumber daya manusia yang bisa survive dalam persaingan global," tegasnya sebagaimana dikutip Antara.

Wali kota peraih penghargaan Ideal Mother dari Universitas Kairo ini menyebut, membaca sangat berbeda dengan melihat tampilan visual yang gambar, suara, warna dan penampakan setting tempat nya, sudah terlihat nyata. Ketika membaca, anak akan membayangkan sendiri semua yang dibacanya semisal rupa tokohnya dengan segala wataknya, setting tempat hingga ceritanya.

Kreativitas yang bersumber dari membaca tersebut, lanjut wali kota, akan sangat penting bagi tumbuh kembang anak hingga mereka dewasa. Bahkan, ketika kelak mereka menjadi pemimpin. Mereka akan terbiasa berpikir kreatif untuk memajukan kota/daerah yang dipimpinnya.

"Saya pun kalau tidak rajin membaca sejak kecil, tentunya akan sulit untuk bisa memiliki kreativitas," ujar wali kota yang hingga kini rajin membeli dan membaca buku.

Selama ini, lanjut dia, Pemkot Surabaya sangat "concern" dalam mendukung hidupnya budaya literasi di Kota Pahlawan. Parameternya, kini sudah ada lebih dari 1.000 perpustakaan atau taman bacaan di Surabaya yang tersebar di kampung-kampung, sekolah, taman kota, pondok pesantren ataupun mobil keliling. Program Surabaya Akseliterasi merupakan upaya untuk semakin meningkatkan volume membaca dengan mengajak serta masyarakat.

Kepala Badan Kearsipan dan Perpustakaan Kota Surabaya Arini Pakistyaningsih mengatakan, Surabaya Akseliterasi ini meliputi beberapa kegiatan yakni lomba kampung literasi, lomba orang tua peduli pendidikan anak, lomba pustakawan berprestasi dan fasilitator literasi yang bertujuan untuk mengajak orang tua dan masyarakat, lebih peduli pada pendidikan anak-anak.

Untuk Awarding Surabaya Literasi 2016 kategori kampung literasi, terpilih RW VIII Genteng, Kecamatan Genteng sebagai best of the best kampung literasi. Adapun kampung juara lainnya yakni RW III Kebraon Kecamatan Karang Pilang, RW V Kedung Baruk Kecamatan Rungkut, dan RW I Asemrowo Kecamatan Asemrowo.

Sementara untuk kategori fasilitator literasi berprestasi, terpilih Syahri dari RW VIII Genteng dan untuk kategori orang tua peduli pendidikan anak, terpilih Suparti dari Kenjeran. Mereka adalah para pahlawan literasi yang telah ikut berjuang untuk mengenalkan dan memajukan budaya literasi di Surabaya.

Baca juga artikel terkait GERAKAN MEMBACA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan