tirto.id - Beragam aktivitas hiburan kini bisa dilakukan lewat layar gawai, mulai dari menonton film, mendengarkan musik, menyimak siniar atau podcast, dan bermain game. Sederet kegiatan itu pun bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja; sembari merebah, belajar, ataupun bekerja. Modal utamanya hanya sambungan internet.
Statistik penduduk Indonesia yang mengakses internet terbukti terus tumbuh dari waktu ke waktu seiring masifnya kepemilikan telepon seluler (ponsel). Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, masyarakat yang mengakses internet pada tahun 2021 mencapai 62,1 persen, naik dari 2020 sebanyak 53,73 persen. Tren yang sama juga ditemukan dalam data kepemilikan telepon seluler, yang persentasenya meningkat dari 62,84 persen pada 2020 menjadi 65,87 persen pada 2021.
Lalu, bagaimana sebenarnya tren kebiasaan mengakses hiburan digital melalui gawai di kalangan Generasi Z, Milenial, dan yang lebih terdahulu yakni Generasi X?
Pertanyaan itu terjawab dalam hasil survei terbaru lembaga survei Jakpat berjudul 2022 Indonesia Mobile Entertaintment & Social Media Trend. Laporan ini secara umum memaparkan 2 hal; pertama terkait kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengakses hiburan digital, di antaranya streaming video, audio, dan game; kedua terkait persepsi dan penggunaan media sosial.
Dalam dua kategori itu jumlah respondennya pun berbeda. Penelitian terkait hiburan seluler menyasar 2.435 responden, sementara terkait penggunaan media sosial melibatkan lebih banyak orang yakni 3.730 responden.
Secara jenis kelamin, proporsi respondennya terbilang cukup merata, yakni sama-sama sebanyak 51 persen laki-laki dan 49 persen perempuan.
Baik pada responden pengguna hiburan seluler maupun responden pengguna media sosial, mayoritas merupakan generasi Milenial. Mereka umumnya tinggal di Pulau Jawa, dengan rincian sebaran responden pengguna hiburan seluler yaitu 49 persen di wilayah Pulau Jawa selain Jabodetabek, 32 persen di Jabodetabek, dan 20 persen di luar Pulau Jawa.
Sementara untuk profil responden pengguna media sosial, kebanyakan, sebanyak 49 persen, tinggal di Pulau Jawa selain Jabodetabek. Sisanya, 30 persen responden tinggal di wilayah Jabodetabek dan 21 persen ada di luar Pulau Jawa termasuk Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua.
TV Lebih Banyak Digunakan Milenial dan Gen X
Seturut meningkatnya pengguna ponsel, tentu tidak mengagetkan jika smartphone menjadi perangkat paling populer dalam mengakses konten hiburan melalui platform over-the-top (OTT) atau layanan media yang menggunakan medium internet.
Temuan itu diungkap Jakpat, yang menyatakan 9 dari 10 responden menyaksikan film, serial, drama, dan tayangan sepak bola lewat gawai mereka. Beberapa platform OTT yang banyak digunakan untuk mengakses konten-konten tersebut yakni Vidio, WeTV, Netflix, VIU, Disney+, dan Hotstar.
Namun demikian, sebagian besar dari responden tak jarang menggunakan lebih dari satu platform, sebagai contoh lebih dari setengah pengguna Vidio ternyata juga mengakses Netflix.
Apabila dibedah berdasar generasi, Gen Z paling banyak menggunakan Personal Computer (PC) atau laptop sebagai pilihan populer mengakses OTT selain gawai (56 persen). Berbeda dengan Milenial dan Gen X yang cenderung memilih TV sebagai alternatif lain, persentasenya masing-masing sebanyak 49 persen dan 41 persen.
Adapun untuk waktu menonton, terdapat fluktuasi serupa antara hari kerja dan akhir pekan dengan peningkatan penggunaan OTT pada akhir pekan. Waktu puncak untuk streaming film dan serial yakni menjelang istirahat malam pukul 21.01 – 00.00. Menonton kala siang juga kadang dipilih responden, tapi hal itu umumnya mereka lakukan saat akhir pekan.
Mengenai film dan serial yang ditonton, bagi responden Milenial, film-film dari Korea Selatan menjadi pilihan paling populer (75 persen), disusul film Indonesia (68 persen) dan film Amerika (61 persen). Sedangkan di kalangan Gen Z dan Gen X, tontonan paling jamak justru film-film Indonesia.
Melongok pada detail alirannya, dua genre film teristimewa di antara para pengguna rupanya adalah film-film aksi (72 persen) dan komedi (70 persen). Mengikuti kemudian drama (63 persen) dan romansa (59 persen).
Romansa sendiri lebih disukai Gen Z dibandingkan dengan Millenial dan Gen X. Sedangkan generasi Millenial memiliki genre film favorit yang lebih variatif, misalnya horor, anime, thriller, sci-fi, kids & family, dan reality show.
Film dokumenter yang kerap dianggap membosankan justru banyak digemari kalangan Gen X, persentasenya mencapai 46 persen dibandingkan Milenial yang hanya 31 persen dan Gen Z yang hanya 27 persen.
Mendengar Musik Sambil Beraktivitas
Selain menonton konten-konten video, musik juga menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Temuan dari hasil survei Jakpat membeberkan bahwa tren waktu streaming musik online hampir sama saat hari kerja maupun akhir pekan.
Terkecuali siang hari yaitu pukul 12.01-15.00, di mana pendengar cenderung lebih banyak menikmati musik saat weekdays ketimbang weekend. Hal itu mungkin dilakukan sebagai hiburan waktu istirahat di tengah pekerjaan dan jam-jam sekolah.
Streaming musik yang cenderung serupa dari waktu ke waktu pun disebabkan orang juga mendengarkan musik sembari melakukan aktivitas lainnya. Seperti contoh saat belajar, bekerja, berolahraga, dan tentu saja saat dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat lain.
Di antara kelompok Gen Z misalnya, tiga momen teratas yang mereka gunakan untuk mendengarkan musik antara lain saat waktu luang (87 persen), sewaktu belajar (70 persen), dan saat bepergian (57 persen). Pola itu barangkali menggambarkan Gen Z yang masih banyak berada di bangku sekolah atau kuliah.
Sedikit berbeda dengan tren di kalangan Milenial dan Gen X yang cenderung mendengarkan musik ketika dalam perjalanan dan saat bekerja. Namun sama seperti Gen Z, waktu luang tetap menjadi waktu paling favorit untuk mendengarkan musik baik bagi Milenial dan Gen X. Begitu juga podcast yang banyak didengar saat waktu luang bagi semua generasi.
Dari sisi jenis musik, lagu Indonesia menjadi lagu yang paling banyak dinikmati, diikuti oleh lagu-lagu Barat dalam bahasa Inggris. Sedangkan lagu dari Korea Selatan dan Jepang lebih populer di kalangan pendengar muda.
Di tengah menjamurnya platform-platform musik seperti Spotify, Resso, Joox, bahkan YouTube Music, rupanya, lebih dari setengah pendengar masih mengandalkan YouTube reguler untuk mendengarkan musik dan podcast.
Sebagian besar dari mereka mendengarkan musik secara gratis alias tidak berlangganan layanan premium.
TikTok: Informatif, Menghibur, dan Banyak Hoaks
Dalam survei yang baru dirilis Jakpat juga menyingkap tren media sosial termasuk bagaimana persepsi responden atas media sosial yang mereka gunakan. Pada tahun 2022, TikTok dinilai oleh paling banyak pengguna sebagai media sosial yang menghibur (37 persen) dan terdapat kenaikan sekitar 5 persen dibandingkan dengan tahun 2021 (32 persen).
Capaian itu berhasil menggeser posisi YouTube yang sebelumnya dipilih oleh sebagian besar pengguna sebagai media sosial paling menghibur.
Kenaikan popularitas TikTok pun tidak sekadar media sosial yang menghibur, namun juga sebagai media sosial yang informatif, terutama di kalangan Gen Z. Survei dari Jakpat mengungkap, sebanyak 1 dari 4 Gen Z menganggap TikTok adalah platform media sosial yang informatif.
Berkebalikan dengan peningkatan persepsi pengguna terhadap TikTok yang informatif, pada 2022, YouTube justru mengalami penurunan untuk kategori ini menjadi 30 persen dari tahun sebelumnya 33 persen. Dengan kata lain, pengguna yang merasa YouTube menyuguhkan informasi tak sebanyak dulu, dan barangkali mereka menjadi beralih ke TikTok yang dinilai lebih informatif.
Menariknya, popularitas TikTok diikuti pula dengan meningkatnya konten hoaks di platform tersebut, menurut para penggunanya. Peningkatannya mencapai 4 persen di TikTok, dari 13 persen pada 2021 menjadi 17 persen setahun berikutnya. Kendati begitu, Facebook tetap dianggap sebagai platform media sosial dengan hoaks paling marak, baik pada 2021 (49 persen) maupun 2022 (46 persen).
Para responden mengaku memperoleh informasi yang sangat beragam dari media sosial. Banyak topik-topik tertentu yang mereka cari atau dapatkan, utamanya informasi mengenai sebuah produk atau brand.
Sebanyak 9 dari 10 responden juga merasa bahwa informasi tentang produk yang mereka dapatkan di media sosial membantu mereka dalam membuat keputusan, apakah mereka akan membeli produk tersebut atau tidak. Sedangkan 7 dari 10 pengguna juga merasa lebih mudah menghubungi customer service sebuah brand atau perusahaan melalui media sosial.
Laporan lengkap “2022 Indonesia Mobile Entertainment & Social Media Trends” dapat diunduh di sini.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis