Menuju konten utama

Rilis Indikator, Ahok-Djarot Menang Tipis Dari Anies-Sandi

Hasil survei jelang H-5 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta terjadi kejar-kejaran angka antara pasangan calon nomor urut 2 dengan calon nomor urut 3 dengan selisih 4 poin saja.

Rilis Indikator, Ahok-Djarot Menang Tipis Dari Anies-Sandi
CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali memberikan keterangan pers tentang elektabilitas tiga pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta di Jakarta, Jumat (10/2). Alvara merilis survei yang hasilnya Ahok-Djarot unggul dengan elektabilitas 38,3 persen, disusul Anies-Sandi 32,6 persen dan Agus-Sylvi 20,1 persen sementara jumlah responden yang belum menentukan yakni 9 persen. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo.

tirto.id - Jelang H-5 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta lembaga survey hari ini Jumat, (10/02/2017) merilis survey terbarunya. Hasilnya terdapat kejar-kejaran angka antara pasangan calon nomor urut 2 dengan calon nomor urut 3 dengan selisih 4 poin saja.

Pasangan Basuki Tjahaja Purnama(Ahok)-Djarot Faisal Hidayat di nomor urut 2 berhasil unggul 4 poin dengan perolehan suara 39,04 persen. Sementara pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno memperoleh prosentase 35,36 persen. Disusul posisi buncit adalah Agus Harimurti Yudhoyono-Silvyana Murni memperoleh 19,45 persen. Sedangkan masih ada 6,15 sebagai posisi swing voter yang belum menentukan pilihannya.

“ Survey yang kami lakukan melihat adanya kenaikan di banding Januari 2017 lalu dimana Ahok-Djarot mengantongi 38,2 persen menjadi 39,04 persen. Posisi Anies-Sandi semula mengantongi 25,8 persen menjadi 35,36 persen. Dan posisi Agus-Silvi yang justru menurun drastis dari 23,6 ke 19,45 persen,” kata Direktur Eksekutif survei Indikator Burhanudin Muhtadi dalam diskusi rilis hasil survey lembaganya di Kantor Indikator Politik di Cikini V, Jakarta Pusat, Jumat, (10/02/2017).

Sementara itu untuk perolehan suara swing voter atau pemilih yang belum menentukan pilihan mulai menurun jika dibandingkan survey bulan lalu. Di Januari 2017 posisi swing voter berada di angka 14,4 persen menjadi 6,15 persen. Trend ini menurun lantaran Indikator menilai telah menentukan sikapnya pada saat debat kedua yang berlangsung pada Jumat, 27 Januari 2017 dua pekan lalu.

Melihat kejar mengejar angka antara Ahok-Djarot dengan Anies-Sandi maka Diektur Eksekutif Indikator memprediksi bahwa Pilkada DKI akan berlangsung dua putaran. Pasalnya, aturan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana ada aturan mengenai kemenangan Kepala Daerah harus memenuhi kuota 50 persen + 1.

“Melihat angka-angka yang ada. Pilkada DKI Jakarta diprediksi dua putaran jelas. Apalagi dengan swing voter yang berjumlah 6 persen tidak akan signifikan mengangkat jumlah suara salah satu calon. Karena aturannya sudah jelas 50 persen plus satu orang,” terang Burhanuddin.

Dalam Survey tersebut turut hadir beberapa pembicara tak lain sebagai perwakilan pemenangan. Ahok-Djarot diwakili Politisi PDI-P Maruar Sirait, Anies-Sandi diwakili oleh Mardani Ali Sera politisi PKS, dan Agus-Silvi diwakili Politisi Partai Demokrat Roy Suryo dan narasumber lainnya bernama Rizki Halida.

Survei yang dilakukan oleh indikator ini menggunakan sampel awal seribu pemilih dengan metode stratified systematic random sampling. Dengan jumlah responden 621 dengan tingkat margin error sekira 4,0 persen, sehingga tingkat kepercayaan yang diberikan sekira 95 persen. Penggunaan metode stratified systematic random sampling memiliki margin error yang lebih rendah dibanding metode statistik lain.

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Politik
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh