tirto.id - Berita duka datang dari sepak bola nasional. Salah satu legenda Timnas Indonesia, Ricky Yakob, meninggal dunia, Sabtu (21/11/2020) pagi ini. Sosok yang juga populer dengan panggilan Ricky Yakobi ini sempat tak sadarkan diri saat bermain sepak bola di Senayan, Jakarta.
Ricky Yakobi berpartisipasi dalam pertandingan silaturahmi bertajuk Trofeo Medan Selection yang digelar di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (21/11/2020).
Usai mencetak gol dan ketika hendak melakukan selebrasi, eks striker PSMS Medan dan Arseto Solo yang sempat mencicipi Liga Jepang ini terjatuh, diduga lantaran terkena serangan jantung.
Informasi mengenai meninggalnya Ricky Yakobi turut dikonfirmasi oleh Gatot S Dewa Broto dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
“Innalilahi wainnailaihi rojiun, telah meninggal dunia sahabat dan pemain nasional kita bang Ricki Yakobi di RS Mintoharjo. Semoga Almarhum meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah. Alfatihah,” ucap Gatot dikutip dari Antara.
Idola PSMS Medan dan Arseto Solo
Lahir pada 12 Maret 1963 di Medan, Sumatera Utara, karier sepak bola Ricky Yakob mulai terbaca saat ia menginjak usia 17 tahun, ketika masuk di tim junior PSMS Medan.
Ricky Yakob meninggalkan kenangan manis kala memperkuat skuad muda PSMS Medan lantaran sukses membawa timnya menjuarai ajang Piala Suratin 1980. Gelar tersebut juga tercatat sebagai trofi perdana bagi tim Ayam Kinantan di kejuaraan khusus usia muda tersebut.
Dua tahun berselang atau mulai 1982, Ricky Yakob naik kelas ke tim senior PSMS Medan. Performa bagus di Medan membawanya pindah ke salah satu tim ternama Liga Galatama pada era itu, Arseto Solo.
Ricky Yakob memperkuat Arseto Solo mulai 1986 sampai 1988. Dalam periode ini, ia sempat membawa timnya menjuarai ajang Invitasi Perserikatan Galatama 1987.
Berkiprah di Liga Jepang
Nama Ricky Yakob sontak melambung pada tahun 1988 ketika ia direkrut oleh salah satu tim Liga Jepang, Matsushita FC. Matsushita sendiri merupakan salah satu klub papan atas Liga Jepang yang kini berubah nama menjadi Gamba Osaka.
Saat bermain di Jepang inilah nama Ricky Yakob lantas populer dengan sebutan Ricky Yakobi yang merupakan penyesuaian ejaan Bahasa Jepang.
Sayangnya, kiprah Ricky Yakob di Negeri Sakura ternyata tak sesuai harapan. Secara total ia hanya tampil dalam 4 pertandingan dan hanya sanggup mencetak 1 gol saja.
Setahun merantau di Jepang, Ricky lantas pulang ke tanah air dengan kembali memperkuat Arseto Solo. Periode ke-2 Ricky di Arseto ia jalani dari tahun 1989 sampai 1992.
Ia kemudian pindah memperkuat PS BPD Jateng mulai tahun 1992 sampai 1994. Dan terakhir di PSIS Semarang tahun 1994 sampai 1995.
Legenda Timnas Indonesia
Karier Ricky Yakob di Timnas Indonesia berlangsung dari tahun 1985 sampai 1990. Ia kerap bergantian dengan legenda lainnya, Bambang Nurdiansyah, mengisi barisan depan tim nasional Garuda.
Meskipun gagal mempersembahkan trofi bergengsi di level klub senior, namun peruntungan Ricky Yakob berbalik kala membela tim nasional.
Ia ikut membawa Timnas Indonesia merebut medali emas SEA Games 1987. Kala itu satu gol Ricky Yakob turut mengantar kemenangan besar 4-1 Indonesia atas Burma (Myanmar) di semifinal.
Di final, pasukan Merah-Putih menang atas Malaysia berkat gol tunggal Ribut Waidi pada masa perpanjangan waktu.
Usai pensiun dari pemain bola profesional, Ricky Yakob lantas terjun ke jalur kepelatihan. Ia membina para bibit muda dan sempat membuka sekolah sepak bola di sekitaran Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Editor: Iswara N Raditya