Menuju konten utama

RI Inisiasi Dua Dokumen Penting Ketenagakerjaan pada KTT ASEAN

Menaker Ida Fauziyah mengatakan dua dokumen itu terkait perlindungan pekerja migran dan peningkatan daya saing pekerja di ASEAN.

RI Inisiasi Dua Dokumen Penting Ketenagakerjaan pada KTT ASEAN
Presiden Joko Widodo (kelima kiri) berfoto bersama sejumlah kepala negara ASEAN (dari kiri), Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Head of Delegation Thailand Sarun Charoensuwan, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, sebelum KTT ke-43 ASEAN (Plenary Session) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Dwi Prasetya/foc.

tirto.id - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan Indonesia telah menginisiasi dua dokumen penting di bidang ketenagakerjaan pada KTT ke-43 ASEAN 2023 di Jakarta.

Ida mengatakan dokumen tersebut adalah pedoman tentang pelindungan pekerja migran dan keluarganya pada situasi krisis (ASEAN Guideline on Protection of Migrant Workers and Family Members in Crisis Situations).

Selanjutnya, Dokumen Panduan Deklarasi ASEAN tentang peningkatan daya saing, ketahanan, dan ketangkasan pekerja untuk masa depan pekerjaan (Guidance Document of the ASEAN Declaration on Promoting Competitiveness, Resilience, and Agility of Workers for Future of Work).

“Kedua pedoman ini adalah bukti konkret bahwa ASEAN memiliki pandangan yang sama untuk memajukan kawasan dan menjadikan ASEAN sebagai epicentrum of growth,” kata Ida melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker RI, Sabtu (9/9/2023).

Kedua dokumen tersebut merupakan bagian dari 90 dokumen yang dihasilkan selama pelaksanaan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5-7 September 2023.

Menurut Ida, pedoman pelindungan pekerja migran dan keluarganya sangat diperlukan mengingat besarnya jumlah pekerja migran di Kawasan ASEAN yang mencapai 7 juta orang.

“Pedoman ini diperlukan untuk memperkuat ketahanan pekerja migran dan keluarganya dalam konteks kesiapsiagaan dari kondisi krisis, baik itu berupa respons maupun pemulihan dari krisis tersebut,” ujar Ida.

Sementara dokumen lainnya merupakan panduan konsep transisi yang adil dan mendukung peralihan menuju perekonomian yang berkelanjutan.

“Adil dalam menghadapi dinamika tantangan ketenagakerjaan seperti dampak pandemi dan digitalisasi,” ujar Ida.

Ida menekankan pentingnya keberadaan para pekerja migran bagi kawasan ASEAN. Oleh sebab itu, perlu perhatian dalam upaya melindungi pekerja migran dan keluarganya dari situasi krisis.

“Tentunya implementasi dari panduan ini harus dikoordinasikan dengan implementasi tentang pekerja migran dan ketenagakerjaan di masing-masing negara, serta disesuaikan dengan komitmen regional dan internasional yang relevan,” terang Ida.

Baca juga artikel terkait KETENAGAKERJAAN atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan