tirto.id - Juventus dikabarkan masih ingin mendatangkan Joseph Guardiola yang saat ini masih menjadi pelatih Manchester City di Premier League. Jika itu terjadi, Pep Guardiola diyakini akan mampu memimpin revolusi gaya sepak bola Liga Italia, termasuk Serie A, yang selama ini dikenal sangat defensif.
Presiden Juventus, Andrea Agnelli, masih penasaran dengan trofi Liga Champions. Prestasi terakhir Bianconeri hanya menjadi runner up pada edisi 2015 bersama pelatih Massimiliano Allegri. Total, Juventus 7 kali kalah di final Liga Champions dan terakhir menang pada 1996 silam.
Catatan tersebut kontras dengan apa yang mereka raih di kompetisi Serie A. Juventus praktis tidak memiliki pesaing dalam 8 musim terakhir. Mereka menjadi tim pertama di lima liga top Eropa yang memenangkan gelar liga dalam delapan musim beruntun.
Namun, musim ini Juventus arahan Maurizio Sarri sudah tidak terlalu dominan. Duduk di peringkat 2 klasemen sementara, Bianconeri mendapat pesaing ketat dalam memburu scudetto musim ini dari Inter Milan selaku capolista dan Lazio yang hanya berjarak 1 poin.
Di sisi lain, Guardiola sendiri sedang kurang stabil bersama Manchester City di Premier League. Meskipun menempati peringkat 2 klasemen, peluang Sergio Aguero dan kawan-kawan untuk mempertahankan gelar juara Liga Inggris sangat kecil karena berjarak 22 poin dari Liverpool di puncak.
Terlebih, Manchester City saat ini sedang dalam pengawasan UEFA terkait Financial Fair Play. Kondisi ini memungkinkan bagi Guardiola untuk hengkang usai akhir musim nanti, kendati pelatih asal Spanyol ini sempat menegaskan akan menghabiskan sisa kontrak 4 musimnya di Etihad.
Namun, jika Juventus berhasil mendatangkan Guardiola, maka citra sepak bola yang defensif kemungkinan bisa berubah. Menurut pelatih kawakan Inggris, Sam Allardyce, eks juru taktik Barcelona dan Bayern Munchen itu dapat mengaplikasikan gaya bermainnya di klub mana pun.
"Gaya bermain sepak bola Italia sangat negatif, sangat bertahan dan selalu seperti itu. Mereka selalu merasa cukup dengan kemenangan 1-0," ucap Allardyce dilansir dari talkSPORT.
"Guardiola dapat mengubahnya secara total. Dia dapat menerapkan gaya bermainnya di mana saja. Dia akan mengubah Juventus yang hanya bermain dengan umpan-umpan normal," sambung eks pelatih Crystal Palace tersebut.
Andai terjadi, Guardiola diprediksi tidak membutuhkan waktu yang lama di sepak bola Italia. Pria asal Katalan tersebut sudah bisa berbahasa Italia dengan baik dan pernah membela AS Roma serta Brescia saat masih aktif sebagai pemain.
Selama karier sebagai pelatih, Guardiola telah memenangkan 2 gelar Liga Champions bersama Barcelona. Total, Pep 3 kali memenangkan final Liga Champions baik sebagai pemain atau pelatih, jumlah yang lebih banyak daripada torehan Juventus sendiri.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Iswara N Raditya