tirto.id - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani tidak menampik bahwa revolusi industri 4.0 berdampak pada tenaga kerja di Indonesia.
“Di satu sisi, akan menghilangkan beberapa pekerjaan. Tapi pada sisi lainnya akan menciptakan pekerjaan baru,” kata Rosan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada Kamis (12/4/2018) sore.
Alih-alih mengkhawatirkan revolusi tersebut, Rosan justru mengimbau agar tenaga kerja di dalam negeri lebih meningkatkan kemampuannya. Dengan demikian, kata Rosan, tenaga kerja bisa beradaptasi dengan perubahan yang relatif cepat.
Rosan menilai, yang terpenting ialah bagaimana tenaga kerja mampu menyikapi perubahan tersebut. Ia lantas menganggap timbul dan hilangnya peluang dalam revolusi industri 4.0 sebagai hal yang wajar.
“Contoh pekerjaan baru yang paling gampang dari aplikasi. Dulu mana ada kita bisa pesan makanan dari ponsel kita? Itu menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Rosan.
Di sisi lain, Rosan juga mengakui kualitas sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri masih tertinggal. Sehingga, ia mengatakan bahwa industri harus segera membekali tenaga kerja dengan ilmu dan kemampuan yang lebih mumpuni, seiring dengan pemerintah yang meluncurkan peta jalan (roadmap) industri 4.0 pada 4 April lalu.
Masih dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan revolusi industri 4.0 terkait erat dengan Internet of Things (IoT).
Menurut Airlangga, efisiensi mesin yang digunakan dalam industri dapat mencapai 99 persen. “Oleh karena itu, tentunya kami mendorong agar kebutuhan kemampuan perlu diubah,” ucap Airlangga.
Pemerintah sendiri telah berencana untuk membekali para tenaga kerja dengan pendidikan yang berkemampuan dasar digital. Salah satunya dengan menyiapkan program bernama Skill for Competence.
Tujuan pemerintah yang meresmikan peta jalan Industri 4.0 ialah untuk meningkatkan nilai tambah industri manufaktur dalam negeri sehingga bisa bersaing secara global.
Untuk penerapan awalnya, roadmap bakal berfokus pada lima sektor manufaktur, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto