Menuju konten utama

Revitalisasi KA Lintas Utara Jawa Tunggu Kepastian Presiden

Revitalisasi proyek kereta api lintas utara Jawa yang menghubungkan Jakarta-Surabaya masih menunggu kabar dari Presiden Joko Widodo yang hari ini, Kamis (26/5/2016), masih menghadiri pertemuan kenegaraan dalam "Group of Seven" (G7) di Jepang.

Revitalisasi KA Lintas Utara Jawa Tunggu Kepastian Presiden
Sejumlah pekerja menyelesaikan perbaikan rel kereta api yang mengalami penurunan di kawasan Kwadungan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Rudi Mulya

tirto.id - Revitalisasi proyek kereta api (KA) lintas utara Jawa yang menghubungkan Jakarta-Surabaya masih menunggu kabar dari Presiden Joko Widodo yang hari ini, Kamis (26/5/2016) masih menghadiri pertemuan kenegaraan dalam "Group of Seven" (G7) di Jepang.

"Tunggu presiden pulang, Pak Menteri belum bilang apa-apa soal ini," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, (26/5/2016).

Prasetyo mengatakan, prioritas utama dalam rencana strategis (Restra) 2015-2019 pembangunan kereta api adalah menyelesaikan Trans Sumatera dan Trans Sulawesi secepat mungkin. Ia menambahkan, apabila Jepang memang berminat memberikan pembiayaan untuk merevitaliasi lintas utara Jawa, diharapkan dapat segera terealisasi.

"Prioritas pemerintah itu tidak di Jawa, harus ke Timur, kemudian pinggiran-pinggirannya. Makanya, kita mau Trans Sumatera dan Trans Sulawesi dulu selesai secepat mungkin," katanya.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan salah satu yang dibahas dengan Jepang adalah soal pembiayaan Pelabuhan Patimban, yakni pengganti Pelabuhan Cilamaya, namun belum dipastikan membahas soal revitalisasi lintas Jakarta-Surabaya.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Hemi Pamurahardjo juga belum bisa memastikan bahwa dokumen-dokumen revitalisasi lintas Jakarta-Surabaya turut dibawa dan dibahas dalam pertemuan kenegaraan tersebut atau tidak. "Saya belum pegang datanya, mungkin saja," kata Hemi.

Jepang sebelumnya menunjukkan minatnya untuk merevitalisasi jalur kereta api lintas utara Jawa dengan meningkatkan kecepatannya dari 80 kilometer per jam menjadi 150 kilometer per jam. Awalnya, Jepang ditawari untuk membiayai Trans Sumatera dan Sulawesi, namun pihak berwenang negara Sakura tersebut lebih memilih untuk meningkatkan kecepatan laju kereta lintas Utara Jawa dengan alasan bisa menonjolkann unsur kecanggihan teknologi yang dimiliki.

Menurut perhitungan, apabila kecepatan kereta lintas tersebut meningkat menjadi 150 kilometer per jam, maka Jakarta-Surabaya bisa ditempuh hanya dalam waktu lima jam.

Baca juga artikel terkait KERETA API

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Mutaya Saroh & Mutaya Saroh