Menuju konten utama

Respons PBSI Soal Tontowi Ahmad Pensiun dari Badminton

Tontowi Ahmad memutuskan pensiun dari badminton. PBSI sudah menerima surat pengunduran diri atlet spesialis ganda campuran itu pada 18 Mei 2020.

Respons PBSI Soal Tontowi Ahmad Pensiun dari Badminton
Pebulu tangkis ganda campuran Tontowi Ahmad (kiri) dan rekannya Apriyani Rahayu mengembalikan kok kearah lawannya asal Inggris Chris Adcock dan Gabrielle Adcock saat pertandingan babak 16 besar Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/1/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama.

tirto.id - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) berterimakasih atas kontribusi dan sumbangsih Tontowi Ahmad untuk dunia bulu tangkis Indonesia.

Pernyataan PBSI tersebut menyusul keputusan atlet spesialis ganda campuran tersebut gantung raket atau pensiun dari dunia badminton.

"Terima kasih Tontowi Ahmad atas sumbangsih besarnya untuk prestasi bulutangkis Indonesia. Selamat pensiun," tulis akun twitter resmi PBSI, @INABadminton, Senin (18/5/2020).

Selama kiprahnya di dunia bulu tangkis, Tontowi berhasil mencapai puncak kejayaan kala berduet bersama Liliyana Natsir, yang juga memutuskan pensiun pada awal 2019 lalu.

Mereka berdua mampu mengumpulkan banyak gelar bergengsi, seperti medali emas Olimpiade 2016, dua gelar Kejuaraan Dunia (2013, 2017), dan tiga gelar All England (2012, 2013, 2014).

Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto, menyebutkan bahwa Tontowi telah mengajukan surat pengunduran diri pada hari ini.

"Tontowi telah mengajukan surat pengunduran diri per hari ini. PBSI mengucapkan terima kasih kepada Tontowi yang sudah berjuang dan berkontribusi dengan membawa banyak gelar juara dan mengharumkan nama bangsa Indonesia," ujar Budiharto, seperti dikutip dari laman PBSI, Senin (18/5/2020).

"Tontowi adalah seorang pekerja keras, tekun, tidak pernah mengenal lelah, terutama kalau dia sedang dapat tantangan. Saya kira ini bisa menjadi contoh teladan bagi atlet-atlet muda, kerja keras dan disiplinnya patut dicontoh," tambah Budiharto.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susi Susanti, mengungkapkan jika setiap atlet pasti lebih mengetahui kapan saat mereka harus mengakhiri kariernya. Di mata Susi, Tontowi adalah atlet yang berdedikasi sehingga ia berhasil masuk ke jajaran pemain elite dunia.

"Tiap atlet pasti punya batas waktu untuk mengakhiri kariernya. Tontowi menyadari hal ini, setelah mempertimbangkan, melihat situasi dan kondisi, dia memutuskan untuk mundur selamanya dari bulutangkis," ungkap Susi

"Tontowi adalah salah satu atlet terbaik di ganda campuran. Dedikasi, disiplin dan komitmennya luar biasa. Ini yang membuat dia bisa meraih banyak gelar juara," tambah Susi.

Sedangkan Kepala Pelatih Ganda Campuran PBSI, Richard Mainaky berpesan agar selepas gantung raket, Tontowi pandai membawa diri dalam pergaulan selepas tidak menjadi bintang di lapangan badminton.

“Owi harus bisa tetap jaga reputasi, rendah hati dan jangan sombong, Di dunia bulutangkis, orang lihat kita ada di 'atas', begitu keluar dari bulutangkis, kita bukan siapa-siapa lagi, bukan bintang lagi, jadi harus pintar-pintar membawa diri, pintar bergaul juga,” pesan Richard.

Baca juga artikel terkait PBSI atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Oryza Aditama
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Addi M Idhom