tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespons banyaknya pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.
Berdasarkan data organisasi sipil LaporCovid-19 sejak Juni hingga Minggu (18/7) terdapat 682 warga meninggal selama isolasi mandiri dan berada di luar rumah sakit. Mereka tidak mendapat fasilitas kesehatan memadai karena rumah sakit penuh.
Mereka tersebar pada 16 provinsi dan 78 kabupaten/kota. Jawa Barat menyumbang jumlah kematian isoman terbanyak 248 orang. Kemudian DI Yogyakarta 107 orang; Jawa Tengah 114 orang; Jawa Timur 69 orang; Banten 68 orang; dan DKI Jakarta 53 orang.
Menanggapi laporan warga isoman meninggal, Anies mengimbau kepada warga agar menghubungi pengurus RT/RW setempat apabila mulai mengalami gejala selama isoman.
"Kami pun menugaskan kepada lurah, camat untuk mengidentifikasi semua orang di wilayahnya yg sedang isolasi mandiri, sehingga mereka kebutuhan pokoknya terpenuhi, kebutuhan obatnya terpenuhi," kata Anies di Monas, Jakarta Pusat, Senin (19/7/2021).
Anies sendiri mengaku belum memiliki data berapa banyak pasien yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri. "Belum ada," ujarnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga telah menyediakan fasilitas obat melalui telemedicine dan meminta warga memanfaatkan bantuan tersebut.
"Kami menugaskan kepada jajaran untuk membantu warga yang tidka bisa menggunakan perangkat digital untuk konsultasi medis karena seluruh konsultasi menggunakan alat digital," tuturnya.
Saat ditanya pasien COVID-19 yang meninggal saat isolasi mandiri karena belum divakin, Anies menjawab secara diplomatis.
"Vaksin di Jakarta itu ada 6,5 juta, jadi masih banyak warga yang belum mendapatkan vaksinasi. Tentu saja banyak warga yg belum divaksinasi, karena itu kita mendorong kepada seluruh masyarakat, ayo kita aktif ke tempat vaksin, ajak keluarga, ajak tetangga, ajak kolega," terangnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali