tirto.id - Menyajikan kue kering menjadi salah satu tradisi Idulfitri atau Lebaran di kalangan masyarakat Indonesia.
Rasanya yang renyah dan cara penyajiannya yang sederhana membuat siapa pun tertarik dengan resep kue kering, salah satunya Kastengel.
Lebaran rasanya kurang lengkap tanpa sajian kue kering khas lebaran. K
astengel menjadi salah satu kue favorit masyarakat Indonesia ketika bersilaturahmi saat lebaran serta hampir semua rumah akan menyajikan camilan kue kering ini untuk menyambut tamu maupun keluarga yang berkunjung ketika hari raya Idul Fitri.
Dikutip laman Indonesian Chef Association, kastengel merupakan kue kering yang berasal dari Belanda. Kastengel berasal dari kata kaastengels, yang berarti kaas (keju) dan stengels (Batangan).
Kastengel biasa disajikan dengan bentuk memanjang dan terdapat keju yang mengering di atasnya akibat proses pemanggangan. Kue jenis ini banyak divariasikan rasa mulai dari manis hingga gurih (asin).
Zaman Belanda, kue kering Kastengel pernah dijadikan sebagai pengganti mata uang.
Masyarakat setempat biasa melakukan barter dengan kastengel, karena salah satu bahannya terbuat dari keju yang merupakan bahan makanan berharga.
Resep Kue Kering Kastengel
Jika Anda tertarik menyajikan kue kering Kastengel untuk Hari Raya Idul Fitri, berikut resep dan cara membuatnya yang dilansir situs resmi Frisian Flag:
Bahan:
- 200 gr mentega
- 30 gr gula halus
- 2 butir kuning telur
- 250 gr tepung terigu protein rendah
- 50 gr tepung maizena
- 40 gr susu bubuk full cream
- ½ sdt garam
- 50 gr keju cheddar
- 200 gr keju edam
- kuning telur untuk olesan
- Sangrai tepung terigu dan maizena dengan api kecil selama 3-5 menit lalu sisihkan
- Aduk dengan mixer, mentega dan gula halus hingga pucat
- Tambahkan kuning telur lalu kocok lagi hingga rata
- Masukkan susu bubuk full cream, garam, tepung yang sudah disangrai, keju cheddar, dan keju edam
- Aduk rata lalu taburi talenan dengan tepung terigu, bentuk kotak atau sesuai selera, olesi kuning telur, taburi keju edam
- Panggang di dalam oven yang sudah dipanaskan 130 C selama 30-35 menit
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dhita Koesno