Menuju konten utama

Renovasi Museum Bahari Usai Kebakaran Tunggu APBD-P DKI dan Donasi

Pengelola Museum Bahari berharap ada donasi swasta untuk mempercepat proses renovasi gedung museum yang rusak akibat insiden kebakaran.

Renovasi Museum Bahari Usai Kebakaran Tunggu APBD-P DKI dan Donasi
Petugas pemadan kebakaran mengevakuasi barang-barang koleksi museum saat terjadi peristiwa kebakaran di Museum Bahari, Jakarta, Selasa (16/1/2018). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Kepala UPT Museum Bahari Husnizon Nizar menyatakan renovasi gedung C museum itu, yang rusak akibat kebakaran pada pekan lalu, belum dapat dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, menurut dia, anggaran untuk memperbaiki gedung itu baru bisa diajukan dalam APBD Perubahan DKI Jakarta tahun 2018 atau malah di APBD DKI Jakarta 2019.

Karena itu, dia menambahkan, pihak pengelola museum menunggu adanya bantuan dana dari swasta agar pembangunan kembali gedung bersejarah itu dapat segera berlangsung.

"Karena itu kan biayanya sangat besar. Kami belum tahu juga ada donatur (atau tidak). Kami tunggulah," ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (22/1/2018).

Soni, sapaan akrab Husnizon, menuturkan bahwa kebakaran pekan lalu tak hanya merusak bangunan gedung C dan A Museum Bahari, melainkan juga koleksi yang ada di dalamnya. Ia mencatat, ada sekitar 150 koleksi yang habis terbakar dan tak bisa diperbaiki.

"Ada tiga perahu asli. Puluhan miniatur perahu atau replika perahu, terus alat-alat navigasi laut, dua ruangan biorama," kata dia.

Sebagian koleksi yang rusak itu berada di blok 2 gedung C yang sedang menjadi tempat pameran Pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda saat peristiwa kebakaran terjadi.

Pameran tersebut diselenggarakan sejak awal 2017 dan merupakan kerja sama Museum Bahari dengan empat kedutaan negara sekutu yang terlibat di perang itu, yakni Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Australia.

“Baru 1 tahun yang lalu tepatnya 27 Februari diresmikan oleh Menko Maritim Pak Luhut Binsar Panjaitan,” kata Soni.

Koleksi-koleksi di pameran itu antara lain diberikan oleh Komando Sejarah dan Leluhur Angkatan Laut Amerika, Museum Maritim Nasional Australia, Museum Maritim Nasional Angkatan Laut Inggris, Museum Marinir Belanda serta Universitas Tokyo Keizai di Jepang.

"Rencananya, ada beberapa koleksi yang terbakar itu bisa diperbaiki. Ada beberapa yang terbuat dari besi bisa diperbaiki, dibersihkan, dicat lagi, dan bisa jadi koleksi (museum) lagi," kata Soni.

Ia menambahkan, "Yang jelas dua biorama masih selamat. Dua blok biorama yang lantai atas masih selamat. Di bawah kan ruangan perahu nusantara ruangan pameran temporer tempat menyimpan (koleksi). Tempat menampilkan koleksi-koleksi yang sudah bisa dibersihkan."

Kendati demikian, Soni menyampaikan bahwa Museum Bahari sudah dapat dibuka untuk umum mulai besok. Sebagian gedung yang kotor akibat penyemprotan air saat kebakaran sudah dibenahi dan dapat dinikmati oleh pengunjung.

"PLN sudah selesai memeriksa juga sejak kemarin. Sirkuit yang aman sudah dinyalakan," ucap Soni.

Baca juga artikel terkait MUSEUM BAHARI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom