tirto.id - Salah satu tradisi yang biasanya dilakukan oleh orang-orang saat hari Raya Lebaran adalah saling berkunjung ke sanak saudara, makan bersama sambil bersilaturahmi.
Selain itu, masyarakat gemar mengunjungi berbagai objek wisata, bahkan hal ini kerap terjadi saat melakukan mudik, khususnya bagi pemudik yang melintasi Jalur Lintas Selatan Jawa.
Di sepanjang Jalur Lintas Selatan Jawa terdapat banyak destinasi wisata yang menarik untuk disinggahi. Mengutip situs resmi Kemenparekraf, setidaknya ada enam provinsi yang dilintasi rute mudik Jalur Lintas Selatan Jawa, yakni Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Timur.
Berikut ini beberapa rekomendasi lokasi wisata di sepanjang jalur mudik di Jalur Lintas Selatan Jawa yang bisa disinggahi bersama keluarga.
Rekomendasi Lokasi Wisata di Jalur Mudik Lintas Selatan Jawa
1. Gedung Sate, Bandung
Saat memasuki wilayah Jawa Barat, Anda bersama keluarga bisa mampir melihat bangunan bersejarah di Kota Bandung yang terkenal, yaitu Gedung Sate.
Lokasi wisata ini berada di Jalan Diponegoro, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung. Gedung Sate dibangun pada 1924, dan masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Selain menikmati keindahan arsitektur dari Gedung Sate, Anda juga bisa berkunjung ke dalam museum di dalamnya, serta melihat berbagai macam koleksi seni dan tahapan pembangunan Gedung Sate.
Selain itu, di bagian belakang Gedung Sate juga terdapat salah satu kuliner unik yang bisa Sobat Parekraf cicipi, yakni Sate Jando. Lokasinya hanya berjarak sekitar 260 meter dari Gedung Sate.
2. Candi Prambanan, Klaten
Memasuki wilayah Yogyakarta hingga Klaten, Anda akan melewati kawasan Candi Prambanan. Salah satu candi yang populer di Yogyakarta ini merupakan kompleks candi Hindu terbesar di dunia, dan sudah ditetapkan sebagai sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) oleh UNESCO.
Di dalam kompleks candi, Anda bisa berjalan kaki untuk mengabadikan momen dengan latar belakang rerumputan dan kemegahan Candi Prambanan.
Jika bosan berjalan kaki, Anda bisa menaiki mobil wisata untuk berkeliling menikmati pemandangan di sekitar candi.
3. Pantai Tanjung Layar, Banten
Pantai selalu menjadi destinasi wisata favorit bagi banyak orang. Salah satu pantai yang tak boleh dilewatkan saat memulai perjalanan dari Banten adalah Pantai Tanjung Layar.
Pantai ini berlokasi di Desa Sawarna, Bayah, Lebak, Pantai Tanjung Layar memiliki ombak khas Laut Selatan yang bergelora. Saking tingginya, ombak pantai mampu menghempas dinding batu karang dengan sangat cantik.
Menjelang senja, Anda bisa menyaksikan semburat merah keemasan dengan latar belakang batu-batuan karang yang eksotis di Pantai Tanjung Layar.
Sangat cocok bagi Anda yang ingin memanjakan diri sejenak saat baru tiba di Pulau Jawa dari Pulau Sumatera.
4. Benteng Van Der Wijck, Kebumen
Jika Anda baru saja melewati Jawa Barat, Anda bisa melanjutkan perjalanan Jalur Lintas Selatan dari Jawa Barat ke Jawa Tengah.
Saat melintasi Kabupaten Kebumen, Anda bisa singgah sejenak melihat megahnya Benteng Van Der Wijck di Desa Sidayu, Gombong, Kebumen.
Benteng Van Der Wijck adalah peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada abad ke 18 M. Berbeda dengan benteng peninggalan Belanda lainnya, benteng ini terbuat dari batu bata. Sehingga memberi kesan warna merah yang estetik.
Selain menikmati keindahan arsitektur benteng, Anda bisa mengajak buah hati juga bermain wahana perahu angsa, mobil-mobilan, kincir putar, hingga kereta mini.
5. Taman Nasional Alas Purwo
Saat mendekati ujung Jalur Lintas Selatan Jawa, Anda akan memasuki provinsi Jawa Timur. Di sini terdapat salah satu destinasi wisata yang menyajikan sabana luas, yakni Taman Nasional Alas Purwo. Destinasi wisata ini berada Tegaldlimo, Purwoharjo, Banyuwangi.
Taman Nasional Alas Purwo memiliki luas mencapai 43 ribu hektare, di sini Sobat Parekraf bisa mengunjungi berbagai destinasi wisata yang masuk dalam kawasan Taman Nasional, yakni Sabana Sadengan, Pantai Pancur, Gua Istana, Pura Giri Selaka, hutan bambu, hingga hutan mangrove. Cocok banget dijadikan tempat istirahat sejenak sebelum meninggalkan Pulau Jawa.
Editor: Iswara N Raditya
