Menuju konten utama

Rehabilitasi Napi Terorisme Fokus Utama BNPT

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi M. Tito Karnavian mengatakan, salah satu fokus lembaganya ke depan adalah rehabilitasi para napi terorisme. Pasalnya, banyak kasus teror yang dikendalikan oleh terpidana terorisme dari lembaga pemasyarakatan (Lapas).

Rehabilitasi Napi Terorisme Fokus Utama BNPT
Ilustrasi. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

tirto.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi M. Tito Karnavian mengatakan, salah satu fokus lembaganya ke depan adalah rehabilitasi para napi terorisme. Pasalnya, banyak kasus teror yang dikendalikan oleh terpidana terorisme dari lembaga pemasyarakatan (Lapas).

“Rehab kita kurang bagus. Bayangkan, saya pernah menangani operasi di kamp militer di Jatho, Aceh. Itu semua dilaksanakan tokoh-tokohnya yang merencanakan dalam Lapas Cipinang. Ada Abu Bakar Ba'syir, ada Maman Abdurahman, Wawan, Rois. Dul Matin pun datang ke situ,” kata Tito usai dilantik sebagai Kepala BNPT, di Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Hal tersebut, lanjut Tito, karena rehabilitasi para napi terorisme kurang berhasil sehingga masih banyak napi dan mantan napi yang terlibat kasus yang sama, seperti yang terjadi pada kasus latihan militer di Aceh dan bom Thamrin.

Misalnya, Tito mencontohkan, Dentasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menemukan data bahwa ledakan bom Thamrin Jakarta direncanakan di dalam Lapas Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Karena itu, sebagai Kepala BNPT yang baru, ia akan fokus pada proses rehabilitasi napi terorisme ini.

Selain rehabilitasi, lanjut Tito, BNPT juga akan tetap fokus pada proses pencegahan, penanggulangan dan penindakan.

“Nah yang domain utama dari BNPT adalah pada pencegahan dan rehabilitasi. Ini dilakukan dengan melibatkan semua pihak karena tidak satu hanya instansi, bahkan tidak cukup dengan pemerintah. Harus juga dengan lembaga nonpemerintah, termasuk 'civil society',” ujarnya.

Terkait dengan program penegakkan hukum, mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan, penegakkan hukum akan berkoordinasi dengan kepolisian, kejaksaan dan instansi lainnya. Tito juga akan menggandeng lembaga intelijen antara lain Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Startegis (Bais), intelijen Polri dan intelijen lembaga lainnya.

Menurut dia, singkronisasi data antarlembaga intelijen akan membuat analisa penanggulangan terorisme makin tajam dan akurat.

Baca juga artikel terkait BADAN INTELIJEN NEGARA atau tulisan lainnya

Reporter: Abdul Aziz