Menuju konten utama

Realisasi Subsidi Energi 2019 Diperkirakan di Bawah Target

Realisasi subsidi hingga semester I 2019 baru sebesar Rp59,4 triliun.

Realisasi Subsidi Energi 2019 Diperkirakan di Bawah Target
[Ilustrasi] Pengendara motor mengisi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertalite di SPBU daerah Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan memperkirakan realisasi subsidi energi di tahun 2019 akan berada di bawah target. Menurutnya, dari total Rp160 triliun subsidi energi yang dianggarkan, kemungkinan hanya akan terpakai sampai Rp130 triliun.

"Subsidi tahun 2019 ini targetnya Rp160 triliun, tapi saya kira enggak akan sampai. Paling di angka Rp120 triliun sampai Rp130 triliun karena harga komoditas energi banyak yang turun juga. Hingga semester I tahun ini angkanya sebesar Rp59,4 triliun," ucap Jonan dalam keterangan tertulis yang diperoleh reporter Tirto pada Senin (2/9/2019). Ia meyakini angka subsidi pada semestar I yang sebesar Rp59,4 triliun itu akan tetap terjaga pada semester II.

Jonan menjelaskan realisasi di bawah target itu dimungkinkan karena adanya penurunan harga komoditas. Salah satunya harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP).

Menurut data Kementerian ESDM harga ICP memang mengalami penurunan dari 68 dolar AS per barel per Mei 2019 ke 61 dan 61,32 per Juni-Juli 2019. Namun, untuk faktor lain seperti kurs rupiah terhadap dolar, masih bertahan di angka cukup tinggi yaitu Rp 14.200-14.300 per dolar AS.

Selain angkanya yang terus ditekan, Jonan mengungkapkan bahwa saat ini penyaluran subsidi sudah lebih tepat sasaran bagi mereka yang kurang mampu saja. Akurasi penyaluran itu kata Jonan juga ditunjukan dari jumlah subsidi dari 4 tahun terakhir sudah berkurang signifikan.

"Subsidi, yang selalu orang ramai bicara ini. Dibandingkan periode sebelumnya, sekarang empat tahun terakhir (2015-2018) subsidi sektor energi dipangkas menjadi hanya Rp477 triliun. Ini kurang lebih hanya sepertiga dari yang sebelumnya. Agar lebih tepat sasaran," ucap Jonan.

Realisasi subsidi energi memang diperkirakan tidak melebihi target. Namun, hal itu kemungkinan tidak berlaku untuk subsidi solar.

Menurut Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas ada kelebihan kuota penyaluran solar. Hingga akhir tahun 2019, realisasi volume penyaluran BBM bersubsidi ini diprediksi membengkak menjadi 15,31-15,94 juta kilo liter (kl) dari semula hanya 14,5 juta kl sesuai APBN 2019.

“Kami memprediksi ada overquota BBM bersubsidi untuk solar. Potensinya kelebihan 0,8-1,4 juta KL (5,5-9,6 persen)," ucap Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa dalam konferensi pers di kantor BPH Migas pada Rabu (21/8/2019).

Baca juga artikel terkait SUBSIDI ENERGI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti