tirto.id - Pemerintah telah memutuskan memberikan tambahan anggaran subsidi BBM untuk solar sebesar 100 persen per liter kepada Pertamina untuk menjaga ketahanan finansial korporasi. Sebelumnya, subsidi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp500 per liter.
"Sudah fix Rp1.000 per liter," ucap Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Elia Massa Manikdi kantor Pertamina di Jakarta pada Senin (12/3/2018).
Penyesuaian anggaran subsidi BBM untuk solar ini dilakukan di tengah harga minyak mentah di pasar internasional yang masih tinggi. Langkah ini juga diambil mengingat mandat dari Presiden Joko Widodo agar harga BBM subsidi tetap stabil hingga 2019.
Adapun harga minyak mentah dunia berdasarkan WTI hari ini sebesar 61,39 dolar AS per barel. Sementara itu, asumsi APBN mematok acuan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada 2018 sebesar 48 dolar AS per barel.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Ego Syahrial mengatakan harga tersebut sudah dihitung secara berkeadilan. "Minimalkan supaya jangan terlalu berat [untuk Pertamina]," ucapnya
Ego mengatakan pihaknya saat ini masih menunggu respons dari DPR untuk menentukan sahnya aturan ini diimplementasikan. "Ini sedang ngomong ke DPR untuk minta persetujuan," kata dia.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Gigih Prakoso mengatakan pihaknya akan terus berupaya melakukan efisiensi agar harga BBM subsidi tidak terdorong tinggi. Terlebih, ia menambahkan, jika harga minyak mentah dunia terus meningkat
"Untuk mencapai efisiensi produksi dan operasional dapat dilakukan dengan berbagai cara eksekusi yang baik," terang Gigih.
Sebab, target pemerintah hingga 2019 tidak naikkan harga BBM, menurutnya, tidak dapat berpengaruh pada investasi. "Iya. Kami sesuaikan dengan kemampuan pembiayaan kami saja," sebutnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yuliana Ratnasari