tirto.id - Kementerian Investasi mencatat capaian realisasi investasi di Semester I 2021 mencapai Rp442,8 triliun. Angka tersebut merupakan 49,2 persen dari target investasi di 2021 yaitu sebesar Rp900 triliun.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjelaskan, capaian dari realisasi investasi di semester I 2021 lebih baik dibandingkan realisasi investasi di periode yang sama tahun lalu dengan Rp402,6 triliun.
“Rp442,8 triliun itu dipresentasikan itu sudah mencapai 49,2 persen. Pada Juli sekarang sampai Agustus kita doakan mudah-mudahan pandemi COVID-19 bisa segera berakhir dan kita bisa beraktivitas seperti di bulan Mei aja udah bagus ya. Mudah-mudahan kasus hariannya turunlah dari menjadi 10 ribu ke bawah biar investornya trust,” kata dia dalam konferensi pers, Selasa (27/7/2021).
Ia optimistis sampai akhir tahun capaian realisasi investasi akan terkejar dengan catatan kasus penularan COVID-19 terkendali.
Rincian dari capaian investasi semester I terdiri atas penerimaan modal asing (PMA) ke Indonesia mencapai 51,6 persen atau Rp228,5 triliun, naik dari periode sama tahun sebelumnya dengan Rp195,6 triliun.
Asal investasi asing terbesar berasal dari lima negara yaitu Singapura US$4,7 miliar; Hong Kong US$2,3 miliar; Cina US$1,7 miliar; Belanda US$1,3 miliar; dan Korea Selatan US$1,1 miliar.
“Belanda ini baru ya, sebelumnya ada Swiss,” kata Bahlil.
Dari Indonesia penerimaan modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp214,3 triliun atau 48,4 persen dari total penerimaan investasi semester I 2021. Realisasi PMDN di semester I tahun ini lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu dengan Rp 207 triliun. Realisasi investasi tersebut banyak mengalir ke berbagai sektor.
Bahlil merinci sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran paling tinggi nilai investasinya dengan Rp60,7 triliun.
Disusul sektor industri logam Rp57,6 triliun. Lalu investasi sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp53,5 triliun. Kemudian sektor listrik, gas, dan air Rp44,3 triliun serta industri makanan Rp36,6 triliun.
Realisasi investasi mulai tampak dari pembangunan pabrik yang menyasar wilayah luar Jawa. Nilai investasi di luar Jawa mencapai Rp228,23 triliun atau 51,5 persen, sedangkan di Pulau Jawa Rp214,53 triliun atau 48,5 persen.
“Karena saya mungkin dari luar Pulau Jawa, jadi agak nepotisme sedikit ini. Tapi untuk kebaikan ini untuk pemerataan maksudnya bukan untuk dalam konteks negatif,” kata dia.
Berdasar provinsi berikut serapan investasi semester I 2021:
- Sumatera Rp96,28 T atau 21,7 persen
- Jawa Barat Rp72,5 triliun
- DKI Jakarta Rp48,6 triliun
- Sulawesi Rp47,86 T atau 10,8 persen
- Kalimantan Rp 35,70 triliun atau 8,1 persen
- Maluku dan Papua Rp 33,59 triliun 7,6 persen
- Jawa Timur Rp34,8 triliun
- Banten Rp31,4 triliun
- Jawa Tengah Rp25,3 triliun
- Bali dan Nusa Tenggara Rp14,80 triliun atau 3,3 persen.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali