Menuju konten utama

Ranking Terendah dalam Tangani Pandemi, RI Disebut Masih Banyak PR

Menurut Pandemic Talks, ada tiga hal yang harus dibenahi yakni, komunikasi risiko, penguatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), dan percepatan vaksinasi.

Ranking Terendah dalam Tangani Pandemi, RI Disebut Masih Banyak PR
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada anak saat pelaksanaan program Serbuan Vaksinasi COVID-19 di Denpasar, Bali, Sabtu (3/7/2021). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.

tirto.id - Bloomberg menerbitkan Covid-19 Resilience Rangkings yang menilai ketahanan 53 negara ekonomi terbesar di dunia dari serangan pandemi. Hasilnya, Indonesia ada di urutan 53 dari 53 negara yang dinilai. Pandemic Talks menilai itu membuktikan Indonesia masih punya banyak PR.

"Indonesia ada di rank paling bawah itu bisa menjadi pengingat kita bersama bahwa masih banyak PR yang perlu dibereskan. Terutama terkait vaksinasi, positive rate, dan angka kematian," kata Koordinator Public Health Pandemic Talks Pritania Astari kepada Tirto pada Sabtu (30/7/2021).

Adapun Covid Resilience Rankings adalah penilaian keefektifan penanganan Covid-19 terhadap dampak sosial dan ekonomi yang disusun secara berkala setiap bulan oleh Bloomberg terhadap 53 negara yang ekonominya tinggi.

Dari 53 negara, Indonesia menempati urutan terakhir dengan skor 40,2, kalah dari Malaysia yang berada di urutan 52 dengan skor 42,5, bahkan kalah dari Filipina dengan skor 45,5.

Ada 12 indikator yang menjadi dasar penilaian, antara lain: persentase orang yang telah divaksinasi, tingkat keketatan pembatasan sosial, kapasitas penerbangan, rute perjalanan tervaksinasi, kasus per 1.000 penduduk, tingkat kematian bulanan, kematian per 1 juta penduduk, postivity rate, mobilitas penduduk, kenaikan GDP 2021, cakupan perawatan kesehatan, dan indeks pembangunan manusia.

Setidaknya ada tiga pekerjaan utama yang harus segera dibenahi pemerintah menurutnya, antara lain komunikasi risiko, penguatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), dan percepatan vaksinasi.

"Pentingnya komunikasi kondisi krisis dari negara sehingga rakyat paham arah penanganan pandemi," katanya.

Pritania pun menyoroti angka kasus harian yang sepanjang bulan Juli selalu melampaui 20 ribu kasus. Selain itu, rata-rata pada bulan Juli ada 1.106 orang meninggal dunia akibat Covid-19 setiap harinya.

"Di antara 5 negara dengan skor covid resilience terendah lainnya, angka kematian per satu juta penduduk di Indonesia dalam 7 hari menempati posisi kedua tertinggi setelah Argentina," katanya.

Kendati kasus yang ditemukan tiap hari sangat banyak, kemungkinan itu masih puncak gunung es. Pasalnya, pada 26 Juli saja rasio antara jumlah tes dan kasus positif (positivity rate) Indonesia menyentuh angka 26 persen, atau 5 kali lipat dari ambang batas ideal WHO yakni 5 persen.

Selain itu, menurut data Kementerian Kesehatan, lebih dari 6 bulan program vaksinasi berjalan baru 23 persen populasi yang mendapat suntikan vaksin dosis pertama.

"Dibandingkan dengan 5 negara dengan skor covid resilience terendah lainnya, Indonesia masih menempati urutan ketiga," katanya.

Baca juga artikel terkait CORONA DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Restu Diantina Putri