tirto.id - Tolak peluru merupakan salah satu olahraga yang termasuk dalam nomor lempar pada cabor atletik. Sesuai namanya, tolak peluru tidak dilakukan dengan cara melempar, melainkan menolak alias mendorong. Lantas, apa itu tolak peluru?
Tolak peluru adalah olahraga yang dilakukan dengan gerakan menolak atau mendorong bola ke depan. Dalam perlombaan atau kompetisi tolak peluru, hasil terbaik diukur berdasarkan jarak tolakannya.
Lapangan tolak peluru terdiri atas dua bagian, yakni area pelempar dan daerah target tolakan. Dikutip dari situs web resmi World Athletics, area pelempar berbentuk lingkaran dengan diameter 2,135 meter. Di depan atlet terdapat papan kaki melengkung setinggi 10 sentimeter.
Sementara itu, lapangan tolak peluru untuk target tolakan berbentuk segitiga yang mengerucut ke titik tengah lingkaran area atlet. Sudut segitiganya 40 derajat.
Untuk memahami lebih jauh tentang olahraga ini, Anda bisa menyimak rangkuman materi tolak peluru di bawah ini.
Sejarah Tolak Peluru
Sejarah tolak peluru dapat ditelusuri sejak 2000 tahun silam. Mulanya, olahraga atletik ini populer di kalangan laki-laki di Britania Raya dengan tujuan adu kekuatan.
Sebelum memiliki ketentuan bobot dan ukuran, bola yang dipakai hanya berupa batu. Kemudian, pada zaman pertengahan, di masa perang dunia, meriam yang dipakai dalam peperangan menginspirasi pembuatan bola khusus untuk olahraga ini.
Dikutip dari Modul Pembelajaran SMP Terbuka Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2020) terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada 1866, tolak peluru pernah dilombakan di kejuaraan amatir. Olahraga ini baru masuk sebagai cabang olahraga atletik di perlombaan sekelas olimpiade pada 1896, tepatnya pada gelaran Olimpiade Athena, Yunani.
Olahraga tolak peluru mengalami kemajuan pesat setelah Parry O'Brien menemukan metode khusus, yang sekarang dikenal sebagai Gaya O'Brien. Gerakan model tersebut dilakukan dengan posisi badan menghadap ke belakang ring sebelum melakukan tolakan terhadap bola.
Teknik Dasar Tolak Peluru
Teknik tolak peluru penting diketahui oleh siswa, terutama yang ingin menjadi atlet. Lantas, apa saja teknik dasar tolak peluru? Simak penjelasan teknik dasar tolak peluru berikut:
A. Cara Memegang Peluru
- Peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletak pada telapak tangan bagian atas.
- Jari-jari tangan direnggangkan untuk menahan peluru bagian belakang.
- Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk menahan peluru bagian samping.
B. Sikap Awal
- Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar.
- Kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dibengkokkan ke depan agak serong ke samping kanan.
- Berat badan pada kaki kanan, badan condong ke samping kanan.
- Tangan kanan memegang peluru pada bahu, tangan kiri dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas.
C. Sikap Menolak Peluru
- Memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang.
- Pinggul, pinggang, dan perut didorong ke depan hingga dada terbuka menghadap tolakan.
- Dagu diangkat, pandangan tertuju ke arah tolakan.
- Peluru ditolak ke atas dan ke depan bersamaan dengan melonjakkan badan.
D. Gerakan Lanjutan
- Setelah peluru lepas dari tangan, kaki yang digunakan untuk tolakan diturunkan.
- Kaki kiri diangkat ke belakang untuk menjaga keseimbangan.
- Badan condong ke depan, dagu diangkat, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
- Tangan kanan dengan siku dibengkokkan berada di depan, tangan/lengan kiri lurus ke belakang untuk menjaga keseimbangan.
Apa Saja Peraturan Tolak Peluru?
Sebagai salah satu cabang olahraga atletik, tolak peluru memiliki sejumlah aturan. Peraturan tolak peluru secara spesifik dibuat oleh badan penyelenggara kompetisi atau organisasi atletik dunia, yakni International Association of Athletics Federations.
Sebagai bagian dari rangkuman materi tentang tolak peluru, berikut peraturan tolak peluru secara umum:
1. Masuk dan Keluar Lingkaran
Atlet dapat memasuki lingkaran dari berbagai arah, termasuk melangkahi stop board di depannya. Namun, setelah tolakan selesai, atlet harus keluar dari bagian belakang lingkaran.2. Posisi Peluru
Peluru harus diletakkan dekat leher atau dagu saat atlet mengambil posisi awal. Tangan tidak boleh jatuh di bawah garis bahu, dan lemparan tidak boleh dilakukan di belakang garis bahu.3. Tolakan dari dalam Lingkaran
Menolak peluru harus dimulai dan diakhiri dari dalam lingkaran. Atlet tidak boleh menyentuh tanah di luar lingkaran selama tolakan, dan sentuhan pertama di luar lingkaran harus di bagian belakang setengah lingkaran.4. Stop Board
Atlet tidak boleh menyentuh bagian atas stop board di depan lingkaran selama aksi menolak peluru.5. Pendaratan Peluru
Peluru harus mendarat sepenuhnya di dalam sektor yang ditentukan. Pendaratan di garis dianggap keluar, dan hasil diukur dari tempat pertama kali menyentuh tanah hingga area lingkaran.6. Menunggu Pendaratan
Atlet harus menunggu hingga peluru mendarat sepenuhnya sebelum meninggalkan lingkaran. Meninggalkan lingkaran diperbolehkan setelah peluru dianggap jatuh di area yang ditentukan.Gaya Apa Saja yang Ada di Tolak Peluru?
Setidaknya ada 3 gaya tolak peluru yang bisa dipraktikkan oleh atlet. Ketiga gaya itu meliputi gaya O'Brien, Ortodok, dan Spin. Berikut penjelasannya:
1. Gaya Spin dalam tolak peluru
Gaya Spindalam tolak peluru membutuhkan latihan dan keterampilan mumpuni. Cara melakukan tolak peluru gaya ini adalah dengan berputar 360 derajat sebelum melakukan tolakan.Putaran 360 derajat itulah yang membuat gaya ini disebut sebagai Gaya Spin. Gerakan memutar tersebut berpengaruh terhadap jarak yang diperoleh.
2. Gaya tolak peluru O'Brien
Gaya tolak peluru O'Brien ditemukan oleh Parry O'Brien pada 1951. Hampir sama seperti gaya spin dalam tolak peluru, Gaya O'Brien juga diawali dengan putaran, tetapi tidak sampai 360 derajat.Untuk melakukan gaya tolak peluru O'Brien, atlet mesti menghadap ke belakang terlebih dahulu, dengan posisi badan membungkuk. Gerakan berikutnya adalah menendangkan kaki depan ke depan lingkaran, sedangkan kaki lainnya mengikuti. Ketika salah satu kaki menendang, atlet mesti memutar badan 180 derajat ke depan sekaligus mendorong peluru.
3. Gaya tolak peluru Ortodok
Gaya tolak peluru Ortodok cocok bagi pemula. Gaya ini membutuhkan lebih sedikit gerakan dibanding metode O'Brien maupun Gaya Spin.Dalam gaya tolak peluru Ortodok, atlet hanya perlu memosisikan tubuh menyamping dari area lingkaran. Setelah itu, atlet bisa langsung melemparkan peluru ke area depannya.
Editor: Addi M Idhom