tirto.id - Titrasi asam basa adalah proses penentuan kadar suatu larutan basa maupun larutan asam dengan menggunakan larutan asam ataupun larutan basa yang diketahui jumlah kadarnya dan didasarkan kepada reaksi neutralisasi.
Dikutip dari lamanBPMPK-KEMDIKBUD, titrasi merupakan suatu metode kimia yang digunakan untuk menentukan suatu analit (senyawa kimia yang menjadi target analisis).
Secara sederhana, titrasi dimaknai dengan suatu perubahan yang terjadi secara bertahap pada suatu larutan yang tidak diketahui konsetrasinnya terhadap suatu larutan yang diketahui konsentrasinya hingga proses reaksi kimia pada kedua larutan tersebut selesai.
Pada proses terjadinya titrasi asam basa, terdapat keterlibatan reaksi neutralisasi, yaitu reaksi yang terjadi ketika larutan asam dan basa berada dalam jumlah konsentrasi yang ekuivalen.
Zat dititrasi (titran) merupakan larutan yang ditempatkan di erlenemeyer dan tidak diketahui jumlah konsentrasinya. Sedangkan, zat peniter (titrat) adalah larutan baku yang sudah diketahui jumlah konsentrasinya dan dimasukan ke dalam buret.
Prinsip Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa melibatkan dua jenis larutan, yaitu larutan basa dan larutan asam yang dapat menempati dua peran sebagai zat dititrasi (titran) dan zat peniter (titrat).
Titrasi asam basa ditentukan berdasarkan kepada proses terjadinya rekasi penetralan. Hal tersebut berarti, bahwa kadar asam ditentukan dengan larutan basa, sedangkan kadar larutan basa ditentukan oleh larutan asam.
Untuk memaksimalkan proses titrasi asam basa, maka ketika proses pemberian titran ke dalam larutan titrat harus memiliki sebuah indikator pengukuran. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan jumlah pemberian titran yang cukup. Sehingga, dapat mencapai konsetrasi dari larutan asam-basa yang ekuivalen.
Indikator yang dibutuhkan dapat menggunakan zat kimia. Zat tersebut nantinya akan memberikan warna yang berubah bila terdapat pemberian zat titran yang berlebihan saat proses titrasi.
Indikator asam basa terbuat dari asam atau basa organik lemah. Indikator dapat melakukan melakukan perubahan warna jika berada dalam kondisi terdisosiasi dan tidak terdisosiasi.
Perubahan warna pada indikator dapat terjadi maupun tidak ketika larutan asam dan basa memenuhi konsentrasi yang ekuivalen. Tahapan akhir dari proses titrasi terjadi setelah indikator mengalami perubahan warna.
Titik ekuivalen dalam proses titrasi asam basa terjadi ketika jumlah mol asam sama dengan jumlah mol basa. Secara sederhana, zat titran dan zat titrat akan habis tereaksi dalam proses titrasi.
Jenis Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa memiliki beberapa jenis berdasarkan kekuatan dari asam maupun basanya. Dikutip dari modulPaket Keahlian Kimia Kesehatan oleh Kemendikbud (2016:47-48), adapun pengertian secara mendalam mengenai jenis titrasi asam basa sebagai berikut:
1. Titrasi asam kuat-basa kuat
Pada terjadinya proses titrasi asam kuat dan basa kuat, maka kedua larutan akan terionisasi secara sempurna. Hal tersebut, disebabkan karena asam kuat dan basa kuat termasuk ke dalam larutan dengan kemampuan elektrolit kuat. Sehingga memungkinkan terjadinya ionisasi sempurna di dalam air.
2. Titrasi asam kuat-basa lemah
Pada terjadinya proses titrasi asam kuat dan basa lemah, maka basa lemah tidak akan terionisasi secara sempurna. Hal tersebut, disebabkan karena basa lemah masuk ke dalam larutan dengan kemampuan elektrolit rendah. Sehingga, garam yang dihasilkan dalam proses tersebut akan lebih dominan bersifat asam.
3. Titrasi asam lemah-basa kuat
Pada terjadinya proses titrasi asam lemah dan basa kuat, maka asam lemah tidak akan terionisasi secara sempurna. Hal tersebut disebabkan karena asam lemah masuk ke dalam larutan dengan kemampuan elektrolit rendah. Sehingga, garam yang dihasilkan dalam proses tersebut akan lebih dominan bersifat basa.
4. Titrasi asam lemah-basa lemah
Untuk titrasi menggunakan asam lemah-basa lemah jarang dilakukan, karena larutan akan mengalami perubahan pH yang sangat singkat. Kemudian, belum ada indikator yang dapat mengukur secara cermat perubahan dalam proses titrasi asam lemah dan basa lemah. Selain itu, proses reaksi terjadi secara lambat dan tidak tuntas.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Maria Ulfa