tirto.id - Pencinta makanan berbahan rumput laut tentu mengenal Tao Kae Noi, produk makanan ringan ini berasal dari Thailand. Tao Kae Noi bisa ditemui hampir di setiap toko ritel, supermarket, hingga hipermarket di Indonesia. Isinya hanya rumput laut kering berbentuk kertas yang gurih.
Tao Kae Noi diekspor ke berbagai negara di Asia, misalnya Cina, Malaysia, dan Indonesia menjadi pasar terbesar dengan porsi sekitar 40-an persen. Produk ini cukup populer di Indonesia karena menyuguhkan makanan ringan yang berbeda. Tao Kae Noi hanya contoh kecil makanan impor asal Thailand yang mengisi ceruk pasar Indonesia yang besar.
Pada 2012, total makanan asal Thailand yang diimpor ke Indonesia mencapai $800 juta, angka yang cukup besar. Kesuksesan Thailand masuk pasar Indonesia dan diterima konsumen karena mereka mampu menjawab kehendak pasar terhadap produk halal. Produk yang sudah dijamin halal didukung oleh kemasan yang menarik.
Dalam Journal of Economics, Business and Management yang terbit Januari 2016, Pibool Waijittragum menulis tentang tren desain produk halal di Thailand untuk negara mayoritas Islam. Ia mengambil fokus pada produk makanan di Indonesia. Pibool adalah seorang doktor di bidang desain grafis dari Chulalongkorn University. Ia juga sudah bekerja di sebuah agen periklanan bernama J. Walter Thompson selama 18 tahun. Pibool pernah melakukan beberapa riset tentang produk halal.
Produk halal yang diekspor Thailand ke beberapa negara Islam, sama saja dengan produk yang beredar di kedai-kedai di Thailand. Desain kemasannya pun serupa, bedanya, produk yang diekspor ke negara-negara Islam dilabeli halal.
Menurut Pibool, produsen makanan Thailand yang akan menembus pasar negara berpenduduk muslim harus memperhatikan kemasan untuk produk makanan halal. Ia kemudian melakukan riset, mewawancarai pelajar-pelajar Indonesia yang ada di Thailand. Ia juga mempelajari desain grafis yang digunakan lebih dari 300 produk pilihan para responden.
Berdasarkan riset itu, Pibool menyarankan untuk menggunakan gambar yang semenarik mungkin. Tipografi haruslah tampak modern, dengan teks yang jelas dibaca. Selain itu, ilustrasi isi makanan harus dijelaskan pada kemasan. Tanda bukti standar halal juga penting ditampilkan pada kemasan produk.
Pibool membagi jenis makanan yang diekspor ke Indonesia menjadi tiga; makanan instan, minuman dan cemilan, dan yang terakhir, bumbu masakan. Dia lalu memberikan ide desain yang berbeda untuk tiga kategori makanan ini.
Untuk produk makanan instan, Pibool menyarankan untuk menggunakan konsep yang universal. “Gunakan tipografi modern dan sederhana, ramping dan stroke (goresan) ringan di ruang dan latar berwarna putih,” tulisnya dalam jurnal.
Selipkan juga kalimat yang melegenda dan menunjukkan identitas produk sehingga mampu memprovokasi konsumen untuk membeli. Jangan lupa cantumkan logo halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) di bagian depan kemasan. Semua elemen desain harus tampak elegan. Gunakan warna-warna pastel dan hindari warna kontras dan elemen yang kompleks.
Untuk produk makanan dan minuman, Pibool menyarankan penggunaan konsep desain yang menunjukkan identitas Thailand. Unsur-unsur bunga, pisang, daun, pohon kelapa, lotus, dan buah-buahan tropis bisa menjadi pilihan. “Gunakan visual yang hidup dan terkesan alami,” katanya.
Semua elemen desain harus didominasi kesan yang menyenangkan dengan gambar yang hidup. Logo halal tak boleh dilupakan.
Sementara pada produk bumbu masakan, desain grafis bergaya Islami disarankan oleh Pibool. Polanya harus geometris dengan motif bunga khas Arab. Gunakan tipografi modern dengan huruf ramping dan latar belakang berwarna pastel. Pastinya, logo halal harus tetap dicantumkan.
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Suhendra