Menuju konten utama

Qatar Perbolehkan Warga dari Negara Pemboikot Tetap Tinggal

Pemerintah Qatar menyatakan bahwa warga dari negara-negara yang memutuskan hubungan dengan Doha akan diizinkan tetap tinggal.

Qatar Perbolehkan Warga dari Negara Pemboikot Tetap Tinggal
Qatar City. Foto/Shutterstock

tirto.id - Beberapa negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Bahkan negara-negara tersebut mengusir warga negara Qatar.

Meski begitu, pemerintah Qatar mengungkapkan, warga dari negara-negara yang memutuskan hubungan dengan Doha, akan diizinkan tetap tinggal.

Menurut laporan media nasional Qatar, Doha "tidak akan mengambil tindakan apa pun terhadap penduduk Qatar yang merupakan warga dari negara-negara yang memutuskan atau menurunkan hubungan diplomatik dengan Qatar di tengah kampanye permusuhan dan tendensius terhadap negara kami."

Menurut pernyataan tersebut, seperti dilansir AFP, Qatar bertindak sesuai dengan keyakinan dan prinsip.


Keputusan tersebut akan berlaku bagi sekitar 11 ribu warga dari negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE) dan Bahrain, demikian dikutip dari Antara, Senin (12/6/2017). 


Diberitakan sebelumnya, Arab Saudi dan para sekutunya termasuk UEA dan Bahrain memutus hubungan diplomatik dengan Qatar pada Senin (5/6/2017) pekan lalu dengan dalih Doha mendukung pendanaan ekstremisme.

Selain memutus koneksi perhubungan udara, laut dan darat dengan Qatar, negara-negara tersebut juga mengusir warga negara Qatar dengan tenggat waktu 14 hari.

Organisasi HAM Amnesty International menyatakan negara-negara Teluk yang memboikot Qatar sedang bermain-main dengan keselamatan warga.

"Bagi ribuan warga di negara-negara Teluk, dampak keputuan yang diambil terkait sengketa diplomatik adalah penderitaan, kekecewaan dan ketakutan," menurut pernyataan organisasi HAM tersebut.


Menurut data Komite HAM Nasional Qatar terdapat 8.254 warga negara Arab Saudi di Qatar. Sementara itu, terdapat 2.349 warga negara Bahrain dan 784 warga negara UEA di Qatar.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Qatar Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi membantah rumor ada konsentrasi pasukan di perbatasan Arab Saudi-Qatar menyusul krisis diplomatik kedua negara. Ia pun memastikan kondisi perbatasan Qatar dan Arab Saudi masih aman.

"Berdasarkan pantauan, kondisi perbatasan aman dan terkendali. Rumor yang beredar mengenai mobilisasi pengerahan militer ternyata tidak terbukti," kata Basri menenangkan WNI di Qatar dalam acara Nuzulul Quran di KBRI ini, Senin.

Petugas imigrasi Qatar, Basri menerangkan, masih mengizinkan setiap pemegang paspor Saudi untuk melintasi perbatasannya. Namun, terjadi penurunan lalu lintas yang cukup drastis di perbatasan sekitar 75 persen. "Apalagi mengingat sebelumnya sekitar 40 persen kebutuhan impor Qatar melalui perbatasan darat Saudi," sambung Basri.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN DIPLOMATIK QATAR atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari