Menuju konten utama

Qatar Ingin Impor Garmen Serta Ikan dan Ayam dari Indonesia

Pemerintah Qatar berencana mengimpor 10 jenis barang dari Indonesia yang tidak termasuk komoditas utama perdagangan kedua negara selama ini. Di antaranya, furnitur, obat-obatan, ayam potong hingga ikan segar.

Qatar Ingin Impor Garmen Serta Ikan dan Ayam dari Indonesia
qatar city.foto/shutterstock

tirto.id - Pemerintah Qatar berencana mengimpor berbagai jenis barang kebutuhan bagi penduduknya dari Indonesia. Presiden Dewan Bisnis Indonesia-Qatar, Hendra Hartono mengatakan pemerintah Qatar, melalui Kedutaan Besar Indonesia di negara itu, sudah mengajukan permintaan untuk segera mengimpor 10 jenis barang.

"Jenis barang itu di luar produk utama yang biasa kita ekspor ke Qatar,” kata Hendra di Jakarta pada Kamis (10/8/2017) seperti dikutip Antara.

Dia memaparkan lagi, “Di antaranya (barang impor kebutuhan Qatar) ialah alat tulis kantor, kertas, furnitur, ayam potong, briket, makanan jadi, ikan segar, garmen, mesin jahit hingga obat-obatan."

Hendra mengatakan 10 jenis barang itu banyak tersedia di Indonesia. Dia berharap ekspor produk-produk itu dari Indonesia ke Qatar segera terealisasi sebab negara lain juga membidik peluang serupa.

Menurut dia, Vietnam, Malaysia atau Thailand juga terindikasi tertarik dengan peluang ekspor ke Qatar itu. "Mereka malah diuntungkan dengan jarak yang lebih dekat. Itu masalah kita. Tapi, kita juga punya peluang karena punya produk yang lebih unggul," kata dia.

Sementara Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) Kadin Indonesia, Fachry Thaib membenarkan potensi ekspor ke Qatar sangat besar nilainya. Apalagi, Qatar saat ini sedang terkena blokade negara-negara tetangganya di tengah persiapan Piala Dunia 2022.

Dia mengakui biaya pengiriman ekspor ke Qatar bisa membengkak sebab tidak bisa dilakukan lewat Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

"Barang kita bisa lewat Oman atau Iran. Tadinya lewat Dubai. Ada peningkatan biaya ongkos, tapi tidak signifikan. Misalnya yang tadinya 1.400-1.600 dolar AS per kontainer menjadi 1.800 dolar AS atau maksimal 2.000 dolar AS per kontainer," kata Fachry.

Meskipun demikian, menurut Fachry, kenaikan biaya pengiriman itu dapat dikompensasi dengan nilai jual yang tinggi.

"Indonesia netral, jadi tidak usah takut kalau kita ekspor ke Qatar. Kita netral. Peluang ini harus kita ambil. Nanti kalau Malaysia ekspor duluan kita ngomel," kata dia. "Qatar ini sedang dikucilkan. Bagi kami pengusaha, kami melihat bagaimana mengambil peluang ini."

Sepanjang 2016 nilai ekspor Indonesia ke Qatar mencapai 900 juta dolar AS. Sementara hingga pertengahan 2017, nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut mencapai sekitar 700 juta dolar AS.

Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena negara ini dianggap mendukung kelompok-kelompok yang dianggap teroris seperti Ikhwanul Muslimin. Negara-negara itu juga memblokade akses Qatar.

Baca juga artikel terkait QATAR atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom