“Kualitas belanja negara akan semakin ditingkatkan dan fokus untuk memacu perekonomian dan menciptakan kesejahteraan rakyat yang makin merata dan adil,” kata Jokowi.
Ketua Setara Institute Hendardi menyatakan, ada unsur politik identitas dalam Pidato Kenegaraan Jokowi, yaitu penggalan pidato yang mengandung pesan merangkul umat Islam.
Menurut Bamsoet, menggunakan politik identitas dapat memperkeruh suasana berbangsa dan bernegara karena dapat menimbulkan perpecahan di tataran masyarakat.
Presiden Jokowi menyebut saat ini banyak anak muda yang ingin menjadi wirausahawan baru, dengan jenis-jenis usaha baru yang tidak terpikirkan oleh generasi-generasi sebelumnya.
“Ini sebuah pencapaian yang luar biasa untuk menjaga daya beli masyarakat,” kata Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Bersama DPR-DPD RI di Kompleks Parlemen.
Presiden Jokowi menyoroti sejumlah isu, prestasi dan tantangan yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam satu tahun terakhir dalam pidato kenegaraannya.
"Dari Ranah Minang, kita bersama-sama belajar: ‘Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang’. Berat sama-sama kita pikul, ringan sama-sama kita jinjing," kata Jokowi.
“Ketika kita membangun infrastruktur fisik seperti jalan tol, bandara, dan juga MRT, LRT, dilihat hanya dari sisi fisiknya saja. Padahal sesungguhnya kita membangun peradaban, konektivitas budaya, dan infrastruktur budaya baru,” kata Jokowi