Sri Mulyani menyatakan defisit neraca perdagangan pada November 2018, yang terburuk dalam lima tahun terakhir, terjadi karena tekanan eksternal, salah satunya pelambatan pertumbuhan Cina.
Salah satu pemicu defisit neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 ialah impor nonmigas dari golongan minuman. Impor wine termasuk dalam golongan itu.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan pemerintah terus memperbaiki neraca perdagangan dan transaksi berjalan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, neraca perdagangan Indonesia bulan Juni 2018 cukup baik dan merupakan capaian tertinggi dari neraca perdagangan sejak Januari 2018.
"Pertumbuhan ekspor bagus, tapi ternyata impor jauh lebih tinggi. Kenaikan impor melonjak tinggi untuk migas. Pengaruh kenaikan harga minyak cukup besar," kata Kecuk.
Pemerintah Indonesia akan berfokus untuk menekan angka defisit neraca perdagangan yang negatif di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.