Polri mengumumkan tujuh nama WNI yang diduga terlibat jaringan terorisme pendukung ISIS yang sedang bertemur melawan militer Filipina di Kota Marawi, Pulau Mindanao. Data itu berdasar laporan Kepolisian Filipina.
Pertempuran antara kelompok Maute dan Abu Sayyaf dengan militer Filipina di Kota Marawi selama sepekan terakhir dikhawatirkan akan mendorong ISIS mengalihkan medang perangnya ke Asia Tenggara.
Pemerintah Indonesia sebelumnya menerima informasi mengenai dugaan adanya beberapa warga asing, termasuk WNI, yang terbunuh selama operasi militer di Marawi.
Di Kota Iligan yang berdekatan dengan Marawi, penjagaan ketat dilakukan karena khawatir Maute kabur dari Marawi dengan cara membaur dengan penduduk biasa.
Kementerian Luar Negeri terus berupaya melakukan evakuasi terhadap 16 warga negara Indonesia di Marawi City Filipina yang telah meminta bantuan untuk dievakuasi dari wilayah ini.
Otoritas hukum Filipina mengumumkan ada enam warga asing, di antaranya asal Indonesia, tewas saat mereka membantu milisi Maute bertempur dengan Angkata Bersenjata Filipina di Kota Marawi, Provinsi Lanao Del Sur, Pulau Mindanao.
Duterte menetapkan darurat militer di Mindanao menyusul pertempuran dengan militan bersenjata, Selasa kemarin. Darurat militer berlaku 60 hari ke depan.
Bentrokan senjata sengit antara militer Filipina dengan belasan militan pendukung ISIS dari kelompok Maute pecah di Kota Marawi, Provinsi Lanao del sur. Lima tentara Filipina dilaporkan terluka dalam pengepungan di sebuah apartemen itu.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte meyakini bahwa jaringan teroris internasional, ISIS, telah memasuki Filipina dan memiliki hubungan dengan kelompok Maute, yang telah menduduki bagian kota Lanao del Sur pada Sabtu pekan lalu.
Pemerintah Filipina di bawah Presiden Rodrigo Duterte terus menggerakkan angkatan darat-nya dan pesawat pembomnya untuk menyerang militan Maute yang berafiliasi kepada ISIS.