tirto.id - Kontak senjata sengit terjadi saat militer dan polisi Filipina mengepung 15 kombatan dari kelompok Maute, pendukung ISIS di negara itu, di sebuah apartemen di Kota Marawi, Provinsi Lanao del sur, bagian selatan Pulau Mindanao pada Selasa (23/5/2017) waktu setempat.
Lima anggota militer Filipina dilaporkan terluka saat terlibat kontak senjata dalam pengepungan tersebut, sebagaimana dilansir reuters. Kontak senjata terus berlangsung hingga Selasa malam.
Juru Bicara Militer Filipina, Letnan Kolonel Jo-ar Herrera mengatakan ada dugaan kuat, di antara belasan kombatan Maute itu, terdapat pimpinan kelompok pemberontak Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon. Pemerintah AS selama ini menjanjikan hadiah 5 juta dollar AS untuk penangkapan Hapilon.
Akibat insiden kontak senjata ini, banyak warga sipil memutuskan keluar dari Kota Marawi saat kontak senjata meletus dan militer memblokade jalanan.
Meskipun demikian, pejabat pemerintahan setempat mengimbau agar warganya tak percaya dengan banyak rumor, terutama soal kabar bahwa para militan telah menguasai rumah sakit di kota itu.
Kelompok Maute dan Abu Sayyaf belakangan membentuk aliansi dan sama-sama menyatakan dukungan terhadap ISIS. Perkembangan kelompok ini menyita perhatian Presiden Filipina Rodrigo Duerte yang terus mengkhawatirkan perluasan pengaruh para militan di negaranya.
Belakangan, militer Filipina memang meningkatkan serangan ke basis-basis kelompok Abu Sayyaf dan Maute di Mindanao. Bulan lalu, serangan militer Filipina menewaskan 36 anggota kelompok Maute saat mengebom kawasan pegunungan yang jadi sarang mereka di Provinsi Lanao del sur.
Media lokal Filipina, Inquirer.net menulis keberadaan Isnilon Hapilon di tengah para militan yang sedang bertempur dengan di Kota Marawi berkebalikan dengan klaim otoritas militer setempat sebelumnya. Militer Filipina pernah mengumumkan Hapilon mengalami luka parah akibat serangan udara mereka pada awal 2017.
Berdasar informasi Departemen Pertahanan Nasional Filipina, Hapilon meninggalkan provinsi Basilan untuk menyokong pendirian Islamic State di Provinsi Lanao del Sur bersama kelompok Maute.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom