Menuju konten utama

Filipina Dikhawatirkan Jadi Medan Perang Baru Bagi ISIS

Pertempuran antara kelompok Maute dan Abu Sayyaf dengan militer Filipina di Kota Marawi selama sepekan terakhir dikhawatirkan akan mendorong ISIS mengalihkan medang perangnya ke Asia Tenggara.

Filipina Dikhawatirkan Jadi Medan Perang Baru Bagi ISIS
(Ilustrasi) Asap hitam muncul dari kebakaran gedung di kota Marinaot, setelah pasukan pemerintah melanjutkan penyerangan terhadap pemberontak dari kelompok Maute, di Marawi, Filipina selatan, Jumat (26/5/2017). ANTARA FOTO/REUTERS/Romeo Ranoco.

tirto.id - Sejumlah pihak, baik dari kalangan intelijen maupun pakar terorisme, khawatir ISIS memperluas medan tempurnya dari Suriah dan Iraq ke Filipina. Intelijen Filipina sudah menengarai kerusuhan bersenjata di Marawi cepat menarik perhatian sejumlah sel teroris di Asia untuk masuk ke wilayah Filipina.

Sebabnya, dalam sepekan belakangan, puluhan gerilyawan asing sedang aktif bertempur bersama dengan simpatisan ISIS, yakni kelompok Maute dan Abu Sayyaf pimpinan Isnilon Hapilon, untuk melawan pasukan pemerintah Filipina di Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur, Pulau Mindanao.

Seorang sumber intelijen Filipina, sebagaimana dilaporkan Reuters dan dilansir ulang oleh Antara pada Selasa (30/5/2017), mengatakan ada 400-500 militan simpatisan ISIS yang sedang bertempur dengan militer Filipina di Kota Marawi. Di antara mereka, ada 40 orang yang datang dari luar negeri, termasuk dari negara-negara Timur Tengah.

Sumber itu juga mengungkapkan para teroris itu berasal dari Indonesia, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, Chechnya, Yaman, India, Maroko, dan Turki. Jumlah mereka dikhawatirkan terus bertambah.

Pasukan pemerintah Filipina memang telah menguasai kembali sepenuhnya kota Marawi. “Pertempuran melawan kelompok Maute yang berafiliasi ke ISIS akan segera berakhir,” kata juru bicara angkatan bersenjata Filipina Brigjen Restituto Padilla Jr seperti dikutip Channel News Asia.

"Pasukan kami sudah sepenuhnya menguasai kembali kota ini, kecuali beberapa kelurahan di mana mereka masih bertahan. Daerah-daerah inilah yang menjadi target operasi pembersihan yang terus menerus dilancarkan," kata Padilla lagi.

Namun, pakar keamanan di S. Rajaratnam School of International Studies, Rohan Gunaratna mengatakan ada indikasi ISIS mencari medan perang baru dengan menyasar wilayah Asia lainnya, terutama Asia Tenggara.

Kerusuhan di Kota Marawi adalah aksi simpatisan ISIS berupa konfrontasi bersenjata secara langsung dengan militer negara dalam waktu lama yang pertama kali terjadi di Asia Tenggara.

"ISIS tengah menuju kehancuran di Irak dan Suriah, mereka merespon dengan menyebar ke Asia dan wilayah Timur Tengah lain," kata dia kepada Reuters. "Salah satu area yang menjadi tujuan mereka adalah Asia Tenggara dengan Filipina sebagai pusatnya."

Pakar terorisme, Sidney Jones mencatat beberapa pesan, yang dikirim dengan aplikasi Telegram dari pendukung ISIS, aktif mengampanyekan aktivitas mereka di Marawi. Misalnya, seorang simpatisan ISIS yang mengklaim sedang berada di Kota Marawi menyatakan, "Hijrahlah ke Filipina. Pintu telah terbuka."

Sementara Kementerian Luar Negeri Indonesia terus memantau keberadaan 16 warga negara Indonesia di Kota Marawi yang telah meminta bantuan untuk dievakuasi dari wilayah ini.

"Ada 16 orang, tetapi 16 itu ada di tempat yang berbeda, 10 orang berada di suatu tempat, kemudian enam orang lagi berada di tempat yang berbeda," kata Menlu Retno Marsudi, di Istana Kepresidenan Bogor, pada Senin malam kemarin.

Retno menyebutkan berdasarkan informasi yang diperoleh dari otoritas setempat, sebanyak 16 WNI itu diketahui berada di masjid. Mengenai informasi adanya satu WNI yang meninggal, Retno mengatakan informasi itu belum dapat dikonfirmasikan.

Baca juga artikel terkait PERTEMPURAN DI MARAWI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom