Kehidupan Hamengkubuwana V ibarat kisah drama. Ia sempat disingkirkan, dibenci sebagian rakyat, ditelikung saudara kandung, hingga mati di tangan istri.
Akibat penanda wilayah yang tidak jelas setelah Perjanjian Giyanti 1755, Belanda mendorong Surakarta dan Yogyakarta membangun tugu tapal batas pada 1830.
Amangkurat III tidak disukai rakyat karena bertabiat buruk. Raja Jawa dari Kraton Surakarta ini dikenal bengis dan menghalalkan segala cara demi kekuasaan.