Menteri LHK mengatakan pihaknya akan terus mencoba memadamkan kebakaran itu karena "water bombing" diperkirakan akan datang pada Senin (24/7) atau Selasa.
Kebakaran lahan, ekspansi perkebunan, pertambangan, dan sebagainya menjadi ancaman bagi lahan gambut di Indonesia hingga butuh upaya restorasi lahan gambut. Namun, ancaman yang nyata justru bagi umat manusia bila lahan gambut rusak.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa "United Nations Environment Programme" (UNEP) menyatakan Indonesia merupakan negara yang menjadi contoh bagi dunia dalam upaya merestorasi gambut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Meranti mencatat 12 hektare lahan gambut di Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Provinsi Riau hangus terbakar.
Lahan basah meliputi kawasan bakau, terumbu karang, sungai, rawa, hingga lahan gambut punya peran penting bagi alam yang tak semua orang menyadarinya. Saking pentingnya, setiap tahun diperingati Hari Lahan Basah Sedunia.
Pemerintah pada 2017 menargetkan dapat merestorasi 400 ribu hektare lahan gambut di tujuh provinsi. Restorasi lahan gambut harus dilakukan di kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan budi daya, baik hutan produksi hingga areal penggunaan lain, baik yang berizin maupun yang belum berizin.
Australia menjalin kerja sama dengan industri kehutanan dan pertanian Indonesia untuk mencegah kebakaran hutan dan gambut, sebagai bagian dari upaya mengurangi dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
Badan Restorasi Gambut (BRG) mendesak masyarakat untuk semakin terlibat dalam merestorasi sekaligus menjaga area gambut agar tidak kering dan menjadi mudah terbakar lagi, mengingat pentingnya peranan masyarakat dalam upaya-upaya restorasi tersebut.