Indeks Kerusuhan 22 Mei 2019

Fadli Zon membantah dugaan ada purnawirawan jenderal dan elite politik mendalangi kerusuhan pada 21-22 Mei. Dia mengklaim aksi 21-22 Mei melibatkan masyarakat yang menuntut haknya.

Koalisi Masyarakat Sipil menemukan sejumlah indikasi pelanggaran HAM dalam penanganan aksi massa dan kerusuhan pada 21-22 Mei 2019.

Meski Pasar Jaya Tanah Abang sudah beroperasi normal, tapi sejumlah pedagang mengklaim jumlah pembeli belum seperti biasanya.

PT Arsari Pratama lepas tangan atas kasus ambulans berlogo Partai Gerindra dipakai di luar kepentingan medis.

Hingga 24 Mei 2019, puluhan polisi bersenjata laras panjang masih berjaga di pintu masuk Asrama Brimob Petamburan. 

Sejumlah pusat perbelanjaan, seperti Sarinah dan Tanah Abang tutup akibat kerusuhan aksi 22 Mei. Kerugian ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.

Rupiah menguat jadi Rp14.440 per dolar AS pada 24 Mei usai meredanya kerusuhan 22 Mei 2019.

Menurut Komnas HAM, kondisi psikologis para remaja yang belum matang merupakan celah bagi para provokator untuk memengaruhi mereka berlaku brutal.

Pasar Tanah Abang lumpuh selama kerusuhan 22 Mei kemarin, akibatnya kerugian ditaksir mencapai Rp400 miliar dalam dua hari.

Mahfud MD menyatakan menerima informasi bahwa ada gerakan yang memprovokasi kerusuhan pada 21-22 Mei 2019 dengan tujuan mencari martir. 

Kepolisian menyatakan empat tersangka kerusuhan aksi 22 Mei positif mengonsumsi narkoba. 

Ombudsman RI akan memanggil kepolisian untuk meminta penjelasan tentang adanya korban aksi 22 Mei yang tewas dengan luka tembak. 

"Tapi kalau mau kerusuhan, Anda akan berhadapan dengan kami semua, kami tidak akan mentolerir," tegas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Beberapa pedagang di Thamrin City mengeluhkan sepinya pembeli setelah terjadinya kerusuhan dalam Aksi 22 Mei 2019 kemarin.

Hingga Kamis (23/5/2019) pagi, polisi telah menangkap 300 orang yang diduga bertindak sebagai provokator dalam aksi 21 dan 22 Mei 2019.

Aksi massa di Petamburan berangsur tenang setelah berdialog dengan TNI.

Setelah berbuka puasa, massa berencana akan melakukan aksi lagi di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat.

Tito Karnavian mengatakan, korban tewas tidak hanya karena kena tembak, tetapi juga akibat benda tumpul.

Aksi massa tanggal 22 Mei 2019 terjadi di beberapa titik lokasi di Jakarta, termasuk Tanah Abang.

Bentrokan antara aparat keamanan dengan massa aksi di Slipi, Jakarta Barat, akhirnya bisa dihentikan.