"Karena menurut kami justru [pemanfaatan isu SARA] membodohi masyarakat. Tugas parpol itu mencerdaskan masyarakat, jadi tugas kami adalah itu sekarang," kata Edd.
Sri Bintang Pamungkas mengklaim sudah lupa dengan isi lengkap ceramahnya yang dipermasalahkan oleh pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Islam Tionghoa (DPP PITI).
"Dalam keadaan di mana keberagaman terancam, politisasi agama dan fundamentalisme menjalar ke seluruh negeri, kehadiran Gus Mus adalah pengingat bahwa kita adalah bangsa yang toleran," kata Todung Mulya Lubis.
Isu SARA belakangan ini, dikatakan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, masih menjadi senjata mutakhir di panggung perpolitikan tanah air.
"Keduanya (politik uang dan kampanye dengan eksploitasi isu SARA) adalah bentuk kejahatan yang terbukti bukan hanya menodai demokrasi, tetapi mengancam Pancasila dan NKRI," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj