Indeks Indepth
"Ahok Masih Bisa jadi Gubernur Lagi"
Bila putusan banding tetap kalah, Ahok hanya bisa melanjutkan karier politik lewat Pilkada. Tidak bisa menjadi menteri, apalagi presiden.
Menggiring Buruh untuk Membenci Ahok
Pengurus KSPI memobilisasi buruh untuk melakukan gerakan politik di Jakarta. Mereka ikut turun dalam "Aksi Bela Islam" dan mendukung pasangan Anies-Sandiaga.
"Banyak Serikat Buruh Terlibat Politik Transaksional"
Profesor ilmu politik dari Universitas Oslo, yang mendalami studi Indonesia sejak 1970-an, menyatakan kesempatan politik gerakan buruh terbuang karena mendukung kaum elite parpol, alih-alih membangun aliansi yang otonom.
Hari Kebebasan Pers Dunia tanpa Papua
Kekerasan di Papua mencoreng wajah Indonesia di hadapan perayaan kemerdekaan pers dunia. Di Papua, arus informasi dikontrol ketat, pers di bawah ancaman, dan intelijen menyusup ke ruang redaksi.
"Yang Berpikir soal Pemagangan Begini-Begitu, itu Katrok!"
Praktik magang di pabrik-pabrik kawasan industri dipakai oleh agen penyalur tenaga kerja buat menyuapi perusahaan menerapkan upah murah, sambil memeras tenaga kerja, di bawah rezim pasar buruh fleksibel.
Situasi Terakhir KITAS/IMTA Para Marquee Player
Kompetisi Liga Indonesia Baru sudah berjalan beberapa pekan. Tetapi para klub tidak taat mematuhi prosedur imigrasi bagi pemain asing.
Jaringan Glenn Sugita di PT Liga Indonesia Baru
Operator kompetisi sepakbola nasional diisi oleh wajah-wajah baru. Mereka terhubung dalam lingkaran dekat Glenn Sugita, sang komisaris utama, bos Persib Bandung.
Akal-akalan Marquee Player di Liga Indonesia
Latah marquee player melanda Liga 1 Indonesia 2017. Namun, tidak semua pemain yang didatangkan layak dikategorikan sebagai marquee player.
Menguji Klaim-Klaim tentang Marquee Player
PT Liga Indonesia Baru mengklaim aturan marquee player, salah satunya, buat menaikkan jumlah penonton. Klaim ini, sayangnya, gampang terbantahkan.
Menunggu Ajal Metromini dan Kopaja pada 2018
Bus-bus Metromini dan Kopaja pernah jadi andalan transportasi warga Jakarta sejak resmi beroperasi pada 1976 di era Gubernur Ali Sadikin. Tahun depan, sesuai aturan, mereka tinggal sejarah.
Soumokil: Antara Federalis dan Separatis
Soumokil, tokoh RMS paling terkenal, adalah kisah tragedi. Ia mewakili sebuah generasi yang terjepit karena situasi pasca-kolonial.
Si Raja Gusur yang Tergusur di Pilkada Jakarta
Warga korban gusuran di Rusunawa Rawa Bebek, Marunda, dan Jatinegara Barat membalas Ahok-Djarot di bilik suara.
Ruang Politis Masjid dalam Gerakan 'Tamasya Al-Maidah'
Menjelang pencoblosan Pilkada DKI pada 19 April, dua masjid di Jakarta dipakai buat menggelar konferensi pers tentang kegiatan yang disebut 'Wisata Al-Maidah'.
Ahok-Djarot Menjaring Pemilih Muslim di Putaran Kedua
Tim kampanye Ahok-Djarot memilih strategi merebut suara di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Mereka ingin mengambil simpati suara Nahdliyin.
Sudah Saatnya Ganjar Menyetop Semen Indonesia
Sesudah hasil kajian lingkungan dirilis, buat menjaga alam lestari, kawasan yang menjadi lokasi tambang PT Semen Indonesia di Rembang harus ditetapkan sebagai Bentang Alam Karst.
"Ke Depan Konflik Manusia adalah Rebutan Pangan dan Air"
Pandangan Surono melihat konflik semen Rembang dari basis menjaga kelestarian alam dan apa yang harus dilakukan pemerintah daerah buat melindungi kawasan karst dari eksploitasi tambang.
Celah Suap di Tubuh Polri
Saban tahun anggaran Polri selalu naik, tapi sangat minim buat operasi mengusut kasus-kasus pidana. Siasatnya, Polri menerima sumbangan dari pengusaha sampai "memelihara" kejahatan.
Selamat Datang di Jakarta, Kota yang Dikepung Mal
Saat ini ada sekitar 450 ha lahan di Jakarta, atau 5,6 kali lipat areal lapangan Monas, diisi mal. Sebaliknya, ruang terbuka hijau hanya seluas 2.452 ha atau cuma 10 persen dari total luas daratan ibukota.
"Moratorium Malah Membuat Mal-mal di Jakarta Lebih Survive"
Mal-mal baru memang tidak boleh lagi dibangun di Jakarta. Namun, itu tidak berarti bisnis mal mati, tapi justru bertahan karena permintaan yang tinggi sementara pasokan rendah.
Swastanisasi Gula, Meliberalkan Jawa
UU Agraria dan UU Gula yang dirilis pada 1870 membuka jalan bagi penetrasi modal asing ke pelosok desa. Sejarah pun berubah.