Indeks Hindia Belanda

Sebuah drama tentang residen paranoid yang menuduh salah satu bupatinya menyusun plot menjatuhkan kekuasaan kolonial gara-gara gorden.

Sebagai kekuatan militer terbesar, angkatan darat Indonesia memiliki pabrik senjata sendiri sedari zaman kolonial.

Serdadu Belanda sejak 1940 disarankan makan tempe, nasi goreng dan juga rendang agar mereka bertenaga melawan musuh.

Daendels yang dijadikan nama jalan di pesisir selatan Jawa bukan Herman Willem Daendels yang menggagas jalur panjang di Pantura.

Guru legendaris yang meninggal di Belanda ketika membimbing para calon guru kaum bumiputera.

Pada era kolonial, pegawai negeri harus magang bertahun-tahun, tetapi peluang ini lebih terbuka bagi kalangan priayi.

General Motors, pabrik otomotif dari AS, pernah merajai pasar Indonesia. Belakangan kalah bersaing dengan produk mobil Jepang.

Dari mabuk laut hingga pelecehan seksual adalah risiko yang dihadapi jemaah haji perempuan di masa silam.

Bagi mereka yang pergi haji di masa kolonial, pertaruhan meninggal di tengah laut sudah menjadi risiko yang harus ditanggung pribadi.

Pada awal abad 20, pemerintah kolonial Hindia Belanda mempermudah kaum pribumi pergi ke Tanah Suci demi melunturkan wibawa haji.

Seorang tokoh kontroversial menginjakkan kaki di Mekkah pada akhir abad 19.

Saat menjabat kontrolir di birokrasi kolonial, Dahler mengubah haluan hidupnya: menjadi nasionalis.

Sosrodinigrat, bupati Ngawi dari abad ke-19, pernah ketahuan selingkuh dengan seorang perempuan indo.

Sekolah-sekolah yang dibuka pada abad ke-16 itulah yang membuat orang Nusantara bisa baca-tulis huruf Latin.

Pameran yang diadakan di Semarang itu menghabiskan dana 114.529.526,5 gulden.

Sepatu ini sudah hadir sejak zaman kolonial, tapi ia bukanlah produk asli Hindia Belanda.

Dua dekade terakhir kekuasaan Belanda ditandai kecemasan terhadap krisis ekonomi, pergerakan nasional, dan masa depan Hindia Belanda.

Tan Malaka adalah salah satu muridnya di tahun-tahun terakhir Nawawi menjadi guru di Kweekschool Bukittinggi.

H.F. Tillema adalah perintis pabrik air minum besar di Semarang. Ia juga ikut berperan dalam penataan kota Semarang pada masa Hindia Belanda.

Di zaman Hindia Belanda, kesejahteraan ekonomi cukup terjamin jika menjadi guru.