Ribuan buruh dari Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dalam memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day memilih untuk berzikir dan berdialog mencari solusi.
Satu Mei merupakan hari raya besar kaum buruh. Hari itu para pekerja menunjukkan solidaritas dengan turun ke jalan, saling menjaga, dan mengingat betapa perjuangan buruh telah membawa banyak perubahan.
Massa aksi Hari Buruh Internasional (May Day) yang sebelumnya tetap berorasi di tengah hujan mulai berangsur-angsur meninggalkan lokasi dengan cara mundur secara tertib.
Sekitar pukul 15.30 sejumlah peserta aksi May Day mencoba untuk menarik gulungan kawat berduri yang dipasang polisi agar teman-temannya bisa lewat dan melanjutkan long march ke Istana Negara, namun aksi ini dicegah oleh aparat kepolisian di tempat.
Buruh Serang merayakan May Day dengan konser dangdut. "Hiburan dangdut dan pembagian kupon doorprize serta pembagian sembako sangat positif dibandingkan aksi demontrasi," ujar Najat, salah satu buruh.
Salah satu tuntutan pekerja Mimika yang tergabung dalam Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPKEP-SPSI) dalam May Day adalah penuntasan persoalan PT Freeport Indonesia.
Sesuai standar operasional prosedur dan analisa data intelijen maka massa tidak dibolehkan mendekati Istana Kepresidenan, menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono.
Berbagai macam tuntutan disuarakan oleh butuh demi perbaikan nasib buruh di Indonesia dalam memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, Senin (1/5/2017).