Satu Mei merupakan hari raya besar kaum buruh. Hari itu para pekerja menunjukkan solidaritas dengan turun ke jalan, saling menjaga, dan mengingat betapa perjuangan buruh telah membawa banyak perubahan.
Kaum buruh tetap menuntut dihapuskannya sistem tenaga kerja lepas (outsourcing) dan upah murah. Tuntutan yang terus berulang namun hingga kini belum tuntas. Selain itu para buruh menuntut penghapusan sistem permagangan, pemberlakukan jaminan sosial bukan asuransi sosial, turunkan harga bahan bakar minyak dan kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat, tolak privatisasi dan bangun industri nasional untuk kesejahteraan rakyat, serta tanah dan air untuk kesejahteraan rakyat.
Di Jakarta, aksi buruh terpusat di Patung Kuda Silang Monas. Mereka tak bisa melanjutkan long march menuju Istana Negara dan menyuarakan orasinya di sana akibat dihentikan barikade polisi yang dilapisi oleh kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat.
Namun massa aksi juga tak tinggal diam. Sekitar pukul 15.30 beberapa dari mereka mencoba untuk menarik gulungan kawat berduri yang dipasang polisi agar teman-temannya bisa lewat. Aksi ini berusaha dicegah oleh aparat keamanan sehingga sempat terjadi insiden kecil di lokasi tersebut.
Massa aksi lain yang mayoritas adalah buruh itu tetap bersemangat menyanyikan lagu dan yel-yel selama insiden tarik-menarik gulungan kawat berlangsung. Salah seorang orator yang berada di atas mobil komando memprotes penghalangan dari pihak kepolisian itu dan menyebutnya sebagai tanda bahwa Istana Negara kian susah dijangkau oleh kelompok buruh.
“Sekarang Istana hanya eksklusif untuk petinggi saja!” teriak si orator.
Massa buruh juga merusak dan membakar sejumlah karangan bunga untuk Ahok-Djarot di sekitar Balai Kota dan Islang Monas dalam aksi tersebut. Mereka menumpukkan beberapa karangan bunga yang dikirimkan simpatisan Ahok dan Djarot kemudian membakarnya di tengah jalan.
FOTO: Andrey Gromico dan Arimacs Wilander
Kaum buruh tetap menuntut dihapuskannya sistem tenaga kerja lepas (outsourcing) dan upah murah. Tuntutan yang terus berulang namun hingga kini belum tuntas. Selain itu para buruh menuntut penghapusan sistem permagangan, pemberlakukan jaminan sosial bukan asuransi sosial, turunkan harga bahan bakar minyak dan kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat, tolak privatisasi dan bangun industri nasional untuk kesejahteraan rakyat, serta tanah dan air untuk kesejahteraan rakyat.
Di Jakarta, aksi buruh terpusat di Patung Kuda Silang Monas. Mereka tak bisa melanjutkan long march menuju Istana Negara dan menyuarakan orasinya di sana akibat dihentikan barikade polisi yang dilapisi oleh kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat.
Namun massa aksi juga tak tinggal diam. Sekitar pukul 15.30 beberapa dari mereka mencoba untuk menarik gulungan kawat berduri yang dipasang polisi agar teman-temannya bisa lewat. Aksi ini berusaha dicegah oleh aparat keamanan sehingga sempat terjadi insiden kecil di lokasi tersebut.
Massa aksi lain yang mayoritas adalah buruh itu tetap bersemangat menyanyikan lagu dan yel-yel selama insiden tarik-menarik gulungan kawat berlangsung. Salah seorang orator yang berada di atas mobil komando memprotes penghalangan dari pihak kepolisian itu dan menyebutnya sebagai tanda bahwa Istana Negara kian susah dijangkau oleh kelompok buruh.
“Sekarang Istana hanya eksklusif untuk petinggi saja!” teriak si orator.
Massa buruh juga merusak dan membakar sejumlah karangan bunga untuk Ahok-Djarot di sekitar Balai Kota dan Islang Monas dalam aksi tersebut. Mereka menumpukkan beberapa karangan bunga yang dikirimkan simpatisan Ahok dan Djarot kemudian membakarnya di tengah jalan.
FOTO: Andrey Gromico dan Arimacs Wilander