Melihat diri sepenuhnya sebagai yang paling revolusioner setelah melihat si lain yang tidak sejalan dengan dirinya sebagai semata-mata kontra revolusioner adalah bentuk dari—meminjam kata-kata Amartya Sen—penunggalan identitas (ilusi soliteris). Inilah yang terjadi praOktober 1965 dan celakanya ilusi yang sama pula yang terjadi pascaOktober 1965.