Menuju konten utama

Putin Tak Percaya Trump Datangi Prostitusi di Rusia

"Saya merasa sulit percaya bahwa ia [Trump] bergegas mendatangi beberapa hotel untuk bertemu gadis-gadis pelacur, meskipun tidak diragukan lagi milik kami yang terbaik di dunia," tegas Putin.

Putin Tak Percaya Trump Datangi Prostitusi di Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin. ANTARA FOTO/Reuters/Anatoly Maltsev.

tirto.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa dirinya tidak percaya bahwa Presiden-terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan sejumlah pelacur di Rusia. Ia pun menyebut tuduhan itu sebagai upaya untuk melemahkan hasil pemilu.

Tuduhan tidak berdasar terhadap Trump disebut Putin sebagai kebohongan yang nyata. "Orang-orang yang telah memerintahkan kebohongan itu beredar untuk melawan Presien-terpilih AS, menyusun, dan menggunakan [tuduhan] itu dalam pertempuran politik, lebih buruk dari pelacur karena tidak memiliki batas-batas moral sama sekali," tegasnya sebagaiman dikutip laman Bloomberg, Selasa (17/1/2017) waktu setempat.

Putin mengatakan bahwa Trump bukan sebagai seorang politisi ketika ia mengunjungi Moskow saat itu. Pejabat Rusia pun menurut Putin, tidak menyadari bahwa ia memegang ambisi politik apapun. “Omong kosong jika percaya bahwa layanan keamanan Rusia mengejar setiap miliarder Amerika," katanya.

Sementara itu, Kremlin membantah bahwa pihaknya memegang bukti mencurigakan atas Trump, setelah para pejabat intelijen AS memberitahu presiden terpilih itu soal laporan bahwa Rusia telah menyusun informasi pribadi yang berpotensi merugikan Trump.

Dalam konferensi pers yang digelar pada 11 Januari, Trump mengecam beberapa organisasi media karena mempublikasikan materi yang belum diverifikasi, tentang dugaan pengumpulan informasi oleh intelijen Rusia terhadap dirinya dan rivalnya dari Parti Demokrat, Hillary Clinton.

Berdasarkan keterangan yang ditunjukkan oleh Badan Intelijen AS kepada Trump dan Presiden Barack Obama, Tujuan Rusia memanfaatkan informasi itu adalah untuk mengubah kebijakan AS terhadap Rusia, termasuk yang berpotensi memeras Trump.

Menanggapi itu, Trump mengatakan itu langkah Badan Intelijen AS itu untuk mengizinkan informasi “palsu” itu keluar sebagai tindakan yang memalukan, membandingkan ini dengan aksi Nazi Jerman.

Taipan yang mengubah kariernya sebagai politisi AS itu terakhir di Moskow pada tahun 2013 untuk pementasan kontes Miss Universe yang ia adakan. Dia berharap tidak bisa bertemu Putin, demikian yang dikicaukan Trump pada bulan Juni tahun itu tentang kemungkinan pemimpin Rusia tersebut menghadiri kontes kecantikan.

“Trump adalah seorang pria dewasa dan, kedua, dia seseorang yang telah terlibat dengan kontes kecantikan selama bertahun-tahun. Ia telah bertemu wanita yang paling indah di dunia," kata Putin. "Saya merasa sulit untuk percaya bahwa ia [Trump] bergegas mendatangi beberapa hotel untuk bertemu gadis-gadis pelacur, meskipun tidak diragukan lagi milik kami yang terbaik di dunia."

Baca juga artikel terkait PELANTIKAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari