tirto.id - Direktur Strategi Bisnis dan Portofolio PT Len Industri (Persero), Linus Andor Mulana Sijabat menjelaskan, Operation Control Centre (OCC) LRT Jabodebek siap digunakan untuk uji coba, seiring target operasional pada akhir September 2022. Target ini mundur satu bulan dari rencana sebelumnya yakni pada Agustus 2022.
"Pusat operasi dan kontrol ini menggunakan perangkat canggih untuk mendukung sistem operasi dan persinyalan LRT Jabodebek secara maksimal. Kami bertanggung jawab terhadap design engineering hingga instalasi jaringan dan semua perangkat OCC LRT Jabodebek. Juga terminasi ER (Equipment Room) ke perangkat persinyalan outdoor. Saat ini, progresnya telah mencapai 98 persen dan dalam tahapan pengetesan integrasi," ucap Linus dalam keterangan remi, Selasa (15/3/2022).
Linus menjelaskan, pusat operasi dan kontrol Depo LRT Jabodebek di Jatimulya, Bekasi ini berfungsi sebagai monitoring sistem persinyalan, power system, dan pusat telekomunikasi berbasis CCTV. Pusat kontrol tersebut memiliki peran vital dalam mendukung operasi LRT Jabodebek. Sistem hardware dan software yang digunakan adalah teknologi canggih yang memenuhi kualifikasi standar keselamatan internasional. Apalagi, LRT Jabodebek akan beroperasi secara driverless atau tanpa pengemudi.
"OCC LRT Jabodebek terdiri atas bagian kontrol dan monitoring untuk persinyalan, power system, dan CCTV terpusat dengan sistem telekomunikasi yang menghubungkan seluruh stasiun LRT," terang dia.
Pada layar video-wall OCC terdapat kontrol persinyalan. Layar ini berfungsi untuk memantau persinyalan di dalam kereta dan semua track lintasan serta depo LRT Jabodebek. Sementara bagian layar lain SCADA berfungsi untuk monitoring power system di semua lintasan dan depo LRT Jabodebek. Terakhir, layar lainnya untuk kontrol telekomunikasi, monitoring CCTV di semua stasiun dan depo LRT Jabodebek.
Saat ini juga sedang berlangsung pelatihan Automatic Train System (ATS) yang diberikan Len dan Siemens kepada operator, dari 9 Maret hingga 18 Maret 2022. Training dilaksanakan agar mereka dapat mengetahui bagaimana sistem persinyalan kereta driverless bekerja/beroperasi.
"Persinyalan LRT Jabodebek ini menggunakan Train Guard MT Signalling System dari Siemens. Kemudian kami bertanggung jawab melakukan pemasangan seluruh perangkat persinyalannya dan juga sistem Paltform Screen Doors (PSD). Kami juga menyuplai produk dan perangkat seperti power supply system untuk persinyalan, sistem pengkabelan indoor dan outdoor persinyalan, perangkat emergency train stop, dan perangkat luar persinyalan lainnya," terang Linus.
Tak hanya OCC Depo yang siap digunakan, pihaknya juga telah 100 persen menyelesaikan pemasangan sistem persinyalan LRT Jabodebek. Meliputi perangkat persinyalan di semua jalur utama untuk lintas 1 Cibubur-Cawang; lintas 2 Cawang-Dukuh Atas, dan lintas 3 Cawang-Jatimulya. Len juga menggarap perangkat persinyalan di 31 kereta LRT Jabodebek.
Setelah semua perangkat persinyalan selesai diintegrasikan dan terhubung dengan kereta, lintasan dan depo, perangkat akan dilakukan serangkaian uji penggunaan. Meliputi tes Site Acceptance Test (SAT), Trial Running, Site Integration Test (SIT).
LRT Jabodebek ditargetkan mulai beroperasi secara driverless atau otomatis tanpa masinis di tiga jalur utama pada September 2022. Namun, pengoperasian LRT driverless secara penuh baru akan dilakukan pada Desember 2022, karena masih ada beberapa di depo yang manual.
Pada kondisi normal, LRT Jabodebek mampu mengangkut 740 orang penumpang. Sedangkan pada kondisi padat bisa mencapai 1.308 penumpang. Setiap rangkaian LRT memiliki konfigurasi 174 tempat duduk dengan space penumpang berdiri sebanyak 566 orang. Total ada 31 rangkaian kereta dengan 186 unit gerbong. Kereta dengan sumber listrik ini diharapkan menjadi jawaban atas tingginya mobilitas warga Jabodebek.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Fahreza Rizky