tirto.id - Ada banyak cara yang bisa dilakukan umat muslim untuk merayakan Isra Miraj. Salah satunya adalah dengan membagikan puisi Isra Miraj yang menyentuh hati di media sosial.
Isra' adalah perjalanan malam yang dilakukan Nabi Muhammad saw. dari Ka'bah di Makkah menuju Baitulmaqdis di Yerusalem. Sementara Mikraj adalah perjalanan kedua Nabi Muhammad saw. dari Baitulmaqdis ke Sidratul Muntaha, melewati tujuh langit.
Cerita Isra Miraj banyak didengar dan dipahami orang-orang melalui ceramah atau khotbah. Meski begitu, melalui bait-bait puisi Isra Miraj mereka juga dapat memahaminya.
Contoh Puisi Isra Mi'raj yang Menyentuh Hati
Berikut ini adalah puisi-puisi tentang Isra Miraj yang menyentuh hati untuk menyambut Isra Mikraj. Contoh yang disajikan baik puisi Isra Mi'raj singkat maupun panjang.
1. Contoh Puisi Isra Mi'raj Panjang
Berikut ini puisi Isra Mi'raj yang menyentuh hati untuk menyambut Isra Mikraj dari Jalaludin Rumi dan Rabiah Al-Adawiyah.
Puisi Islami dari Rabiah Al-Adawiyah
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam samudera cintaMu
Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup
Tuhanku, demikian malam pun berlalu
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku Kau Terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mu
Inilah yang akan selalu ku lakukan
Selama Kau Beri aku kehidupan
Demi kemanusiaan-Mu,
Andai Kau Usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku
Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu
Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”
Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika aku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki
Puisi Islami dari Jalaludin Rumi
"Puasa Membakar Hijab"
Rasa manis yang tersembunyi,
Ditemukan di dalam perut yang kosong ini!
Ketika perut kecapi telah terisi,
Ia tidak dapat berdendang,
Baik dengan nada rendah ataupun tinggi.
Jika otak dan perutmu terbakar karena puasa,
Api mereka akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu.
Melalui api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab.
Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan serta dalam hasratmu.
"Pernyataan Cinta"
Bila tak kutanyakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memamah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa
Meskipun aku tinggal bersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
"Hati Bersih Melihat Tuhan"
Setiap orang melihat Yang Tak Terlihat dalam persemayaman hatinya.
Dan penglihatan itu bergantung pada seberapakah
ia menggosok hati tersebut.
Bagi siapa yang menggosoknya hingga kilap,
maka bentuk-bentuk Yang Tak Terlihat semakin nyata baginya.
"Kembali Pada Tuhan"
Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan. Begitulah caranya.
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya! Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik, dan tanpa keyakinan;
karena Tuhan, dengan rahmatNya akan tetap menerima mata uang palsumu.
Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja. Begitulah caranya! Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji, ayolah datang, dan datanglah lagi! Karena Tuhan telah berfirman:
"Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang, ingatlah kepadaKu, karena Akulah jalan itu."
2. Contoh Puisi Isra Mi'raj Singkat
Berikut ini puisi Isra Mi'raj singkat yang menyentuh hati untuk menyambut Isra Mikraj.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (1)
Di malam sunyi, Rasulullah berangkat,
Isra dan Mi'raj, kisah agung yang suci.
Menyentuh langit, meraih cahaya Ilahi,
Perjalanan rohani, memancarkan kebijaksanaan yang tiada tara.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (2)
Buraq terbang, membawa harapan dan doa,
Mekah ke Baitul Maqdis, dalam cahaya yang mempesona.
Rasulullah, di atas langit mengembara,
Mendekat padaNya, dalam zikir yang penuh makna.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (3)
Sidratul Muntaha, tempat Rasulullah berhenti,
Menghadap Rabbul Alamin, dalam kerendahan hati.
Isra Miraj, pelajaran tentang kesucian,
Meraih cinta Ilahi, dalam doa dan ibadah yang tulus.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (4)
Langit menyambut, bintang-bintang bersinar,
Rasulullah mendaki, mengarungi samudera langit.
Isra dan Mi'raj, perjalanan menuju kebenaran,
Mengilhami umat, dengan keajaiban yang tak terkira.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (5)
Malam penuh berkah, rahmat mengalir tiada henti,
Isra Miraj, cerminan keagungan Ilahi.
Rasulullah, di atas langit bermunajat,
Mengharap ridhaNya, dalam hati yang penuh keyakinan.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (6)
Di langit yang tinggi, Rasulullah bersemayam,
Di Sidratul Muntaha, dalam kemuliaan yang abadi.
Isra Miraj, perjalanan spiritual yang mendalam,
Menghampiri kebenaran, dalam cahaya yang menyinari jiwa.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (7)
Dalam perjalanan Isra Mi'raj, keajaiban terbentang,
Rasulullah memimpin, umat manusia dalam kebaikan.
Dalam detik-detik suci, di hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
Mendapat petunjuk, untuk umat yang mencari kebenaran.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (8)
Dalam perjalanan Isra Miraj, Rasulullah menyingkap rahasia,
Mengajarkan tentang keimanan dan ketakwaan kepadaNya.
Langit dan bumi bersaksi, tentang kebesaranNya yang hakiki,
Isra Mi'raj, mengingatkan kita akan akhirat yang abadi.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (9)
Dalam perjalanan Isra Miraj, Rasulullah meniti tangga ke langit,
Menuju tempat yang tertinggi, untuk bertemu dengan Sang Pencipta.
Mengalir dalam doa dan dzikir, dalam cinta yang tak terbatas,
Isra Miraj, memohon ampunan, dan petunjukNya yang benar.
Puisi Isra Mi'raj Singkat (10)
Dalam perjalanan Isra Miraj, Rasulullah diuji dan diberkahi,
Menerima wahyu dan mukjizat, sebagai tanda kekuasaan Ilahi.
Isra Miraj, bukan sekadar kisah lalu,
Namun pelajaran yang abadi, tentang cinta dan pengabdian kepadaNya.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Ibnu Azis