Menuju konten utama

PSSI Bebaskan Djohar Arifin dari Sanksi

Kongres PSSI hari ini memutuskan bahwa Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, Djohar Arifin Husin, terbebas dari sanksi yang membelitnya, dan dapat kembali beraktivitas pada persepakbolaan nasional.

PSSI Bebaskan Djohar Arifin dari Sanksi
Sejumlah Pimpinan Eksekutif PSSI berdiskusi saat memandu jalannya kongres tahunan PSSI di Hotel Aryaduta Bandung, Minggu (8/1). Kongres Tahunan pertama PSSI di tahun 2017 tersebut membahas beberapa agenda seprti pengampunan sanksi perseorangan, penerimaan/penolakan permohonan tujuh klub bermasalah juga menunjuk nama pelatih untuk Tim Nasional Indonesia di berbagai umur hingga Senior. ANTARA FOTO/Novrian Arbi.

tirto.id - Sejumlah mantan anggota Komite Eksekutif (Exco), termasuk Djohar Arifin Husin, diputuskan terbebas dari sanksi yang diberlakukan oleh PSSI dan statusnya telah dipulihkan pada Kongres PSSI di Hotel Aryaduta, Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/8/2017).

Melalui pemulihan status ini, Djohar, yang sebelumnya menjadi Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, bersama dengan enam mantan anggora EXCO induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut dapat kembali beraktivitas pada persepakbolaan nasional.

"Apakah voters menyetujui pengampunan sanksi bagi perseorangan ini?" demikian pertanyaan dari Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi saat memimpin sidang, seperti dikutip dari kantor berita Antara. Tidak membutuhkan waktu lama, para pemilik suara yang hadir di kongres pertama PSSI di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi ini dengan serentak menyatakan setuju.

Sebagai catatan, proses pengampunan sanksi ini terbilang cukup cepat jika dibandingkan pada kongres-kongres sebelumnya.

Selain Djohar, mantan anggota Exco yang dipulihkan statusnya adalah pemilik tim Pro Duta Sihar Sitorus, Bob Hippy, Tuty Dau, Widodo Santoso, Farid Rahman dan Mawardi Nurdin. Mereka mendapatkan sanksi sejak PSSI dikendalikan La Nyalla Mattalitti.

Pengampunan mantan anggota Exco ini seharusnya dilakukan saat kongres 10 November 2016 di Ancol, Jakarta. Hanya saja, beberapa pemilik suara menolak sehingga prosesnya tertunda hingga pelaksanaan kongres PSSI di Bandung, Jawa Barat ini.

Dalam sambutannya, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mengatakan jika kongres Bandung ini adalah momen rekonsiliasi karena tantangan sepak bola Indonesia ke depan cukup berat, sehingga diperlukan sinergi dengan semua pihak.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengamini hal tersebut. Pada pembukaan kongres ia menegaskan jika kongres di Bandung ini adalah momen sejarah untuk sepak bola nasional lebih baik. Orang nomor satu di Kemenpora ini bahkan memberikan perhatian khusus, yang terlihat dari kehadirannya dalam kongres tersebut, sekaligus membukanya.

Sebagai informasi, pada kongres-kongres sebelumnya, pria kelahiran Bangkalan Madura itu selalu absen dan menugaskan bawahannya untuk mengikuti jalannya kongres. Kongres di Bandung ini terbilang juga istimewa karena minim interupsi.

Peserta kongres terlihat terbius oleh pernyataan Edy Rahmayadi. Hanya beberapa orang saja yang melakukan interupsi yang di antaranya adalah perwakilan dari Madura United yaitu Haruna Sumitro.

Tidak ada nama Sabarudin Lambaba yang biasanya sangat aktif melakukan interupsi.

Baca juga artikel terkait OLAHRAGA atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Olahraga
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara