tirto.id -
Perkara utang ini kembali mencuat setelah La Nyalla, melalui kuasa hukumnya, Aristo Panggaribuan kembali "menagih" utang kepada PSSI, Rabu (7/2/2018) kemarin.
Merespons hal ini, Sekretaris Jenderal Ratu Tisha Destria dalam pernyataan di situs resmi PSSI, Kamis (8/2) menyampaikan bahwa pihaknya memiliki itikad baik untuk melunasi hutang tersebut.
“Kami tetap memiliki itikad baik dan akan menyelesaikan utang dari kepengurusan PSSI yang sebelumnya. Kami juga menawarkan solusi penyelesaian yang kami harapkan bisa dipahami dan diterima dengan baik dan sportif oleh relasi kami yang merupakan masyarakat dari komunitas sepak bola Indonesia,” kata Thisa.Utang PSSI kepada La Nyalla terjadi pada periode 2013-2016. Saat itu La Nyalla yang menjabat sebagai Ketua Umum memberikan dana talangan dari kantong pribadi karena PSSI mengalami kesulitan keuangan.
Menurut Thisa, dengan kondisi organisasi yang baru pulih dan berusaha bangkit, pembayaran utang itu bakal dilakukan secara bertahap.
“Kami sudah menyampaikan hal ini kepada Bapak La Nyalla melalui surat resmi tertanggal 27 Juli 2017. Namun, sejak surat itu kami sampaikan tidak ada respons balik,” kata Tisha.
Dalam surat itu PSSI menawarkan solusi pembayaran utang dengan cara mencicil sebanyak empat kali. Besar tiap cicilan senilai 25 persen dari total hutang. PSSI merencanakan, cicilan pertama akan dimulai pada Oktober 2018, dilanjutkan pada Desember 2018, Oktober 2019 dan Desember 2019.
PSSI juga menjanjikan jika kondisi keuangan organisasi semakin membaik, maka kemungkinan akan mempercepat penyelesaian cicilan tahap ketiga dan keempat.
"Jadi, kami tidak pernah lepas tangan terhadap masalah ini. Kami sudah merespons dan menawarkan solusinya. Kami akan senang jika pak La Nyalla bisa memahami situasi ini dan menyelesaikan persoalan ini dengan mempertimbangkan itikad baik kami,” kata Tisha.