Menuju konten utama

Proyek Kereta Api Papua Barat Terkendala Pembebasan Lahan

Semula presiden Joko Widodo menginginkan agar peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek ini dapat dilaksanakan pada Juli 2016 di Kota Sorong, namun mundur sampai sekarang akibat masalah pembebasan lahan.

Proyek Kereta Api Papua Barat Terkendala Pembebasan Lahan
Suasana pesisir pantai dari udara di Kawasan Manokwari, Papua Barat, Senin (15/8). Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat permasalahan utama dalam mengekpos potensi wisata di Provinsi Papua Barat adalah masalah infrastuktur dan fasilitas penunjang wisata. ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya.

tirto.id - Pemerintah pusat dan daerah Papua Barat menggenjot persiapan proyek kereta api di provinsi di ujung timur Indonesia itu. Semula presiden Joko Widodo menginginkan agar peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek ini dapat dilaksanakan pada Juli 2016 di Kota Sorong, namun mundur sampai sekarang akibat masalah pembebasan lahan. Pemerintah menargetkan groundbreaking bisa terlaksana pada 2017.

Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat Harold Jan Umpain di Manokwari, Rabu (28/12/2016) menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah mempersiapkan lahan yang akan dilalui jalur utama kereta api.

"Instruksi dari pusat pemerintah daerah terutama kabupaten/kota diminta segera menyiapkan lahan. Terutama daerah-daerah yang akan dilalui jalur utama," katanya.

alur utama tersebut meliputi Kota Sorong,Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Maybrat, Teluk Bintuni, Manokwari Selatan dan Manokwari. Dia menjelaskan, jalur utama rel kereta api Papua Barat akan menghubungkan Kota Sorong dengan Manokwari.

"Lahan sudah ada dan pemerintah Kota Sorong sudah menyetujui. Masih tarik menarik harga antara masyarakat dengan pemerintah," ujarnya.

Sambil menunggu proses penyelesaian lahan oleh Pemkot Sorong dan warga setempat, lanjutnya, Direktorat Jendral Perkeretaapian bersama Konsultan saat ini tengah menuntaskan kajian Detail Enggineering Design (DED) seluruh jalur kereta api Papua Barat.

"DED untuk trase atau jalur utama sudah dalam tahap final. Pemerintah daerah terutama Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Maybrat, Teluk Bintuni, Manokwari Selatan, dan Manokwari diminta segera menyiapkan lahan," kata dia pula.

Harold menambahkan, pemerintah pusat masih menunggu kesiapan Pemkot Sorong terkait pelaksanaan groundbreaking proyek ini. Alternatif lain akan ditempuh jika Kota Sorong belum siap.

"Alternatif lain untuk pelaksanaan groundbreaking bisa saja dilakukan di Kabupaten Sorong. Kita belum komunikasi dengan Pemkab Sorong karena masih menunggu Kota Sorong," katanya lagi.

Mimpi Kereta Api di Papua

Pada April tahun ini, pemerintah pusat menyebutkan, seluruh anggaran proyek ini ditanggung penuh pemerintah pusat melalui APBN. Secara keseluruhan, panjang trase Manokwari-Sorong mencapai 390 km. Di Papua Barat pembangunan dibagi dalam tiga tahap, yakni trase Sorong Ayamaru, Manokwari Teluk Bintuni. Untuk jalur Teluk Bintuni-Ayamaru akan dilakukan belakangan, mengingat topografinya yang relatif sulit karena wilayah Pegunungan. Target pembangunan tahap satu dan dua Papua Barat akan dilaksanakan antara tahun 2015 hingga 2019.

Moda Transportasi Kereta Api yang akan dikembangkan Kementerian Perhubungan di wilayah Provinsi Papua Barat berkecepatan 250 kilometer per jam.

Direktur Jendral Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwi Atmoko di Manokwari, Kamis, (28/4) berharap pemerintah daerah mengupayakan pembebasan lahan secepatnya, agar tahun ini pembangunan bisa dimulai.

"Yang harus disiapkan pemerintah daerah antara lain, penyiapan lahan dan pelepasan hak ulayat, uji trase atau jalur, analisis dampak lingkungan, SDM, serta rekomendasi trase dari gubernur dan seluruh kepala daerah tingkat kabupaten/kota," ujarnya.

Namun hingga kini pembebasan lahan belum tuntas.

Sumber: Antara

Baca juga artikel terkait PROYEK KERETA API PAPUA BARAT atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH