tirto.id -
Ribuan sopir taksi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) kembali melakukan aksi memprotes keberadaan Uber dan Grab Taxi, di Jakarta, Selasa (22/3/2016). Akibatnya tidak ada armada taksi yang berani beroperasi.
Dari pantauan Tirto.id, jalanan terlihat sepi karena tidak ada taksi yang berani beroperasi. Hanya satu atau dua armada saja yang masih terlihat di jalanan ibu kota. Bahkan, Taksi Putra yang menjadi anggota Grab Taxi tidak berani keluar. Armada yang biasanya mangkal di wilayah Cilangkap ini tidak terlihat di lokasi.
Sebelumnya, dalam rilis yang diterima Tirto.id, Ketua PPAD Seluru Indonesia, Cecep Handoko mengatakan, hari ini, Selasa (22/3/2016) pihaknya melakukan aksi memprotes keberadaan taksi berbasis aplikasi.
Menurut dia, pemerintah tidak melakukan keadilan dalam dunia transportasi, di mana dengan munculnya jasa aplikasi online yang menjadi perantara beroprasinya angkutan ilegal, karena pengemudi angkutan legal harusnya patuh terhadap UU 22 tahun 2004 sangat dirugikan.
PPAD beranggapan bahwa pemerintah tidak bisa menerjemahkan dengan jernih tuntutan PPAD yang merupakan bagian dari penegakan hukum dan kedaulatan bangsa. Menurut dia, seharusnya pemerintah, baik Presiden Jokowi melalui Kemterian Komunikasi dan Informatika melakukan pembekuan terhadap aplikasi yang telah mejadi mediator angkutan ilegal.
Menurut dia, keberadaan taksi ber plat hitam dapat ditinjau ulang, sebab telah menimbulkan ekses buruk terhadap lapisan masyarakat pengemudi plat kuning yang selama ini menjadi tulang punggung transportasi nasional.