tirto.id - Bappenas berencana menggiatkan program padat karya tunai (cash for work) terutama di daerah dengan indeks gizi buruk sejak dalam janin (stunting) tinggi pada 2018.
“Terutama yang stuntingnya tinggi, karena itu artinya kemiskinannya parah. Itu yang kami coba perbaiki dulu,” ujar Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro Jakarta pada Selasa (9/1/2018).
Selain itu, Bappenas berencana mengalokasikan anggaran padat karya tunai untuk daerah yang usai mengalami bencana, konflik, serta daerah rawan pangan. Rencana alokasi cash for work diprioritaskan ke seribu desa di 100 kabupaten/kota.
Cash for work ini adalah program baru kabinet kerja Joko Widodo untuk Januari ini yang dipublikasikan pada November 2017. Program ini memberikan bantuan kepada masyarakat untuk memberdayakan tenaga kerja daerah dalam berbagai proyek daerah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kemandirian daerah.
Dana proyek desa dapat bersumber dari APBN ataupun APBD. Kemudian, warga desa mendapatkan bantuan secara tidak langsung dari upah sebagai pekerjanya. Misalnya proyek pembuatan saluran air desa senilai Rp100 juta melalui dana desa. Kualitas proyek ini bakal dikontrol oleh Kementerian PUPR.
“Indikasi keberhasilan, proyek selesai tepat waktu, mengurangi kemiskinan dan pengangguran, tidak hanya libatkan dana desa, tapi juga proyek-proyek APBN yang lokasinya di desa,” ungkapnya.
Ada pun awal pelaksanaan program ini dimulai pada Januari yang ditujukan ke 10 kabupaten, yaitu Lampung Tengah, Lampung; Rokanhulu, Riau; Cianjur, Jawa Barat; Brebes dan Pemalang, Jawa Tengah; Ketapang, Kalimantan Barat; Gorontalo; Maluku Tengah, Maluku; Wanijaya, Papua.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Agung DH