Menuju konten utama

Program Indonesia Terang Sinari Indonesia Timur

Dalam upayanya untuk meratakan pembangunan, Pemerintah melalui Program Indonesia Terang menargetkan untuk mengaliri lebih dari 10.000 desa, yang sebagian besar terletak di Indonesia bagian timur, dengan listrik pada tahun 2019.

Program Indonesia Terang Sinari Indonesia Timur
Menteri ESDM Sudirman Said memberikan sambutan saat Peluncurkan Program Pembangunan Pembangkit 35.000 MW. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Dalam upayanya untuk meratakan pembangunan, Pemerintah melalui Program Indonesia Terang (PIT) menargetkan untuk mengaliri lebih dari 10.000 desa, yang sebagian besar terletak di Indonesia bagian timur, dengan listrik pada tahun 2019.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, seperti dikutip dari kantor berita Antara, pada hari Minggu, (28/2/2016), mengatakan bahwa program itu akan meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 97 persen pada 2019 dari 85 persen pada tahun 2015.

Menurut Sudirman, saat ini, masih terdapat 12.659 desa yang belum teraliri listrik, dan sebanyak 2.519 diantaranya masih gelap gulita di malam hari. Dengan PIT, pemerintah menargetkan untuk mengaliri 10.300 desa dengan listrik, dimulai dari tahun ini hingga tahun 2019.

Jumlah 12.659 desa itu berarti mencakup 16 persen dari total desa dengan 2.527.469 Kepala Keluarga (KK) dan 9.970.286 jiwa. “Desa-desa tertinggal ini sebagian besar di Indonesia bagian timur,” ujar Sudirman.

Sudirman mengatakan tahapan program dimulai dengan konsolidasi data dan sinkronisasi perencanaan di tingkat pusat yang ditargetkan selesai Maret tahun ini. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan perencanaan kelistrikan desa yang juga akan dilakukan pada bulan Maret hingga Juni.

Tahapan selanjutnya adalah perencanaan kelistrikan desa di tingkat provinsi dan kabupaten sepanjang 2016.

“Terakhir, implementasi PIT yang dimulai tahun ini dengan sejumlah lokasi percontohan dan dilanjutkan secara menyeluruh hingga 2019,” lanjutnya.

Sudirman mengatakan bahwa PIT akan dimulai di enam provinsi paling timur yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, dan NTB yang mencakup 65 persen desa tanpa listrik. “Program dimulai dari kawasan timur dan terus bergerak cepat ke barat,” ujarnya.

Sudirman menjelaskan bahwa program tersebut membutuhkan pendekatan khusus mengingat letak geografis yang sulit dijangkau, karena dengan populasi penduduk masih sedikit, pembangunan jaringan listrik oleh PT PLN menjadi mahal.

Ia melanjutkan, dengan total kebutuhan daya mencapai 500 hingga 1.000 Mega Watt (MW), strategi pemerintah mewujudkan PIT adalah memaksimalkan pemanfaatan energi setempat terutama energi terbarukan seperti surya, air, angin, biomassa, hingga arus laut dengan teknologi yang terjangkau harganya.

Pusat Keunggulan Energi Bersih yang sedang dikembangkan di Bali akan menyiapkan teknologi tersebut, sebutnya.

Sudirman mengatakan bahwa pemerintah akan merekrut orang muda untuk dilatih di pusat tersebut menjadi tenaga ahli dan selanjutnya melaksanakan PIT berbasis energi terbarukan.

“Pemerintah juga akan melibatkan swasta bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, BUMN, BUMD, hingga badan usaha desa,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait DESA TERTINGGAL atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara