tirto.id - Bali merupakan sebutan dari Pulau Dewata yang terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok.
Mayoritas masyarakat Bali merupakan penganut Hindu, sehingga hampir di setiap sudut wilayahnya kerap dijumpai pura peribadatan.
Selain disebut sebagai Pulau Dewata, Bali juga kerap disebut sebagai "Pulau Seribu Pura". Hal tersebut didasari dari ritual keagamaan masyarakatnya yang mempengaruhi hampir setiap unsur dan gerak kehidupan di dalamnya.
Falsafah hidup yang umumnya diamini oleh masyarakat Bali adalah Tri Hita Karana.
Falsafah tersebut memuat tiga unsur pembangun keseimbangan dan keharmonisan, yakni hubungan antara manusia dengan tuhannya, manusia dengan lingkungannya, serta dengan sesama manusia.
Sebagian besar dari perekonomian masyarakat Bali ditopang oleh industri pariwisata. Daerah yang cukup pesat mengembangkan industri pariwisatanya adalah Denpasar.
Namun belakangan ini pemerintah telah mengupayakan kawasan-kawasan baru yang dikembangkan untuk mendukung sektor pariwisata, seperti ekowisata Ubud, Nusa Dua, Seminyak, Jimbaran, dan masih banyak tempat lainnya.
Sejarah terbentuknya Provinsi Bali serta letak geografinya dapat disimak pada paparan berikut ini.
Sejarah Provinsi Bali
Dilansir dari laman Kebudayaan Kemendikbud, Pulau Bali pada akhir abad ke-16 mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Hal tersebut merujuk pada buku Michel Picard “Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata”.
Buku tersebut menjelaskan bahwa terdapat kontak antara masyarakat Bali dengan masyarakat barat yang tercatat pada tahun 1597.
Proses kontak tersebut terjalin ketika armada kapal dagang Belanda pertama kali berlayar menuju daerah timur dan singgah di pulau Bali untuk mencari perbekalan.
Kedatangan mereka ini juga dibuktikan dengan adanya Peta Bali karya Willem Lodewijcksz, salah seorang pengikut ekspedisi pelayaran Belanda pertama yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman tersebut, yang berlayar ke Asia Tenggara tahun 1595 – 1597.
Peta yang menggambarkan tentang bentuk Pulau Bali tersebut dibuat pada tahun 1598.
Pembuatan peta tersebut dinilai sebagai terobosan hebat mengenai penggambaran Pulau Bali yang pada konteks waktu tersebut masih asing bagi masyarakat Eropa.
Memasuki masa setelah kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1946, Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur.
Negara tersebut didirikan guna menandingi terbentuknya Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta.
Setelah pihak Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949, Pulau Bali dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat.
Kemudian pada tahun 1950, Republik Indonesia secara resmi menetapkan Pulau Bali sebagai sebuah provinsi baru dari Republik Indonesia.
Geografi Provinsi Bali
Laman resmi Provinsi Bali menjelaskan secara geografis provinsi Bali yang terletak di antara 7º45’ – 8º33’ LS dan 144º26’ dan 115º43’ BT dan berada di bawah garis Khatulistiwa antara 23,5º LU dan 23,5º LS.
Pulau Bali berbatasan dengan Jawa Timur dan Selat Bali di sebelah barat, dengan Selat Lombok di sebelah timur, dengan Laut Jawa di sebelah utara dan dengan Samudera Indonesia di sebelah selatan.
Pulau Bali dikelilingi oleh perairan yang menjadi batas wilayah provinsi Bali di antaranya yakni Laut Bali yang terletak di sebelah utara, Samudra Hindia yang terletak di sebelah Selatan, Selat Bali yang terletak di sebelah Barat, hingga Selat Lombok yang terletak di sebelah Timur.
Bali merupakan sebuah pulau yang sangat indah dengan panjang garis pantai sekitar 633,35 km.
Di Pulau Bali terdapat gunung berapi, sungai-sungai, dan danau. Keberadaan gunung berapi memberikan kesuburan tanah untuk usaha pertanian.
Gunung berapi di Pulau Bali adalah Gunung Batur dan Gunung Agung. Titik tertinggi di Bali adalah Gunung Agung setinggi 3.148 m dan terakhir meletus pada tahun 1963.
Sedangkan Gunung Batur letusannya pernah menghasilkan bencana besar di bumi sekitar 30.000 tahun yang lalu.
Peta Provinsi Bali
Untuk bentuk peta dari Provinsi Bali dapat disimak melalui tautan link berikut ini.
Penulis: Mohamad Ichsanudin Adnan
Editor: Dhita Koesno