Menuju konten utama

Profil Lula da Silva: Presiden Brasil & Kemenangan Sayap Kiri

Keberhasilan Lula da Silva di Pilpres Brasil 2020 sekaligus kemenangan partai sayap kiri. Berikut profilnya.

Profil Lula da Silva: Presiden Brasil & Kemenangan Sayap Kiri
Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, yang mencalonkan diri untuk pemilihan kembali, berbicara dalam konferensi pers di Sao Paulo, Brasil, Minggu, 23 Oktober 2022. (AP Photo/Andre Penner)

tirto.id - Lula da Silva berhasil mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam Pemilihan Presiden Brasil 2022. Dia adalah mantan Presiden Brasil yang pernah menjabat di tahun 2002. Tentu saja, ini adalah kemenangan menakjubkan dari veteran sayap kiri.

Seperti diberitakan DW, berdasarkan hasil penghitungan sementara, tetapi telah diklaim otoritas sebagai angka yang pasti. Lula da Silva meraih suara 50,9 persen, sedangkan Jair Bolsonaro meraih 49,1 persen.

Dalam pidatonya, Lula pun menyerukan "perdamaian dan persatuan" setelah terjadi polarisasi dalam kampanye pemilu. Dia berjanji akan mewakili semua orang Brasil, bukan cuma para pendukungnya.

"Tidak ada kepentingan siapa pun untuk hidup di negara yang terpecah dalam keadaan perang permanen," kata Lula.

Profil Lula da Silva: Pernah Dipenjara

Seperti dikutip Britannica, Lula da Silva adalah politikus Brasil kelahiran 27 Oktober 1945 yang berasal dari keluarga petani. Dulunya, Lula pernah bekerja sebagai penyemir sepatu, pedagang kaki lima dan pekerja pabrik untuk menambah penghasilan keluarga.

Dia membangun gerakan serikat buruh--cikal bakal Partai Buruh--yang dianggap penting dalam politik Brasil, bahkan pernah meraih suara terbanyak di Kota Sao Paulo dan kota besar lainnya pada tahun 1988.

Hindustan Times menuliskan, sepak terjang Lula di politik adalah: menjadi presiden kelas pekerja pertama Brasil pada tahun 2002. Pada periode pertama, Lula berjuang meningkatkan ekonomi, memberlakukan reformasi sosial dan memberantas korupsi di pemerintahan.

Infografik SC Lula da Silva

Infografik SC Lula da Silva. tirto.id/Ecun

Di akhir periode pertama, Lula berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan secara signifikan. Meskipun ada skandal korupsi yang melibatkan kader partainya, Lula tetap menang di periode kedua Pilpres 2006.

Namun, menurut kritikus, Lula belum berhasil meningkatkan kualitas pendidikan publik dan mengurangi angka kriminalitas. Kariernya mulai terguncang setelah internal Partai Buruh dihantam kasus skandal korupsi dan dituduh menjerumuskan Brasil ke dalam resesi parah.

Tepat di tahun 2010, Lula lengser dari jabatannya. Akibat dituduh korupsi, Lula dilarang mencalonkan diri dan dipenjara pada tahun 2018. Pilpres Brasil akhirnya dimenangkan oleh Jair Bolsonaro.

Kasus Lula selesai di akhir tahun 2019 karena hukumannya dibatalkan. Alasannya, dia divonis secara tidak adil oleh hakim sayap kanan bernama Sergio Moro. Dia pun dibebaskan dari segala hukuman.

Pada bulan Mei 2022, Lula kembali mencalonkan diri sebagai presiden dan bersumpah mengalahkan Jair Bolsonaro dengan melakukan “revolusi damai terbesar yang pernah ada di dunia."

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pun memberi selamat kepada Lula karena memenangkan pemilihan presiden yang "bebas, adil, dan kredibel" melawan Bolsonaro.

"Saya mengirimkan ucapan selamat saya kepada Luiz Inacio Lula da Silva atas terpilihnya dia menjadi presiden Brasil berikutnya setelah pemilihan yang bebas, adil, dan kredibel," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya