tirto.id - Ketua BEM UI Melki Sadek diberitakan akan mengirimkan surat undangan debat kepada capres Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. Sebelum undangan disebarkan, sekretariat BEM UI didatangi oleh Anies Baswedan pada Selasa (29/8/2023).
Anies sebagai bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mendatangi Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia dengan tujuan mengambil undangan debat tersebut. Akan tetapi, ia mendapati kondisi sekretariat yang tampak kosong alias sepi.
Kendati gagal memperoleh undangan yang sempat dilayangkan Ketua BEM UI Melki Sadek, Anies Baswedan mengaku siap mendatangi acara debat capres yang digagas pihak BEM UI.
Acara debat capres itu rencananya digelar pada Kamis, 14 September 2023, bertempat di Balairung UI, Depok, dengan skema undangan terbuka dan disampaikan melalui diskusi serta adu visi gagasan pembangunan bangsa.
Melki Sadek: 2 Pilihan Jokowi Akhiri Masa Jabatan?
Pemilik nama lengkap Melki Sedek Huang itu menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) periode tahun 2023.
Ia lahir di Pontianak, Kalimantan Barat pada 2000. Dengan usianya yang sudah menginjak 23 tahun, Melki Sedek pernah magang di Tampubolon, Tjoe and Partners Law Firm dan The Jakarta Legal Aid Institute.
Mahasiswa Fakultas Hukum UI ini mengambil jurusan Adminstrasi Hukum dengan mempelajari Ilmu Hukum Hak Asasi Manusia, Hukum pidana, serta Hukum Administrasi.
Sebelum menjadi Ketua BEM UI mulai Januari 2023, Melki aktif di BEM Fakultas Hukum (FH) UI. Ia sempat mendapatkan penghargaan BEM Fakultas Hukum UI 2020 sebagai Best Staff of Departemen Kajian dan Aksi Strategis.
Pria lulusan SMA Negeri 1 Pontianak itu juga merupakan anggota Barisan Inti Makara Merah (BARIKARA) sejak 2019
Belum lama ini, Melki Sedek membuat kontroversi terkait pilihan untuk Presiden Jokowi dalam mengakhiri masa jabatan 2 periode.
Berbicara dalam podcast Youtube SPEAK UP oleh mantan Ketua KPK Abraham Samad lewat judul "Ketua BEM UI: Presiden Jokowi, Jangan Bunuh Demokrasi & Antikorupsi | Abraham Samad SPEAK UP", Melki menilai terdapat 2 pilihan bagi Jokowi dalam mengakhiri masa kekuasaan, yakni lewat cara yang baik atau justru konflik berdarah.
"Presiden Jokowi sudah memasuki tahun ke-9, tahun depan tahun ke-10 dan tahun terakhir. Mari kita lihat, apakah Presiden Jokowi mau mengakhiri masa kekuasaannya dengan baik atau dengan berdarah-darah," ujar Melki Sedek.
Oleh sebab itu, ia mengimbau Jokowi harus menunjukkan respon yang bagus terhadap suara masyarakat jika ingin mengakhiri kekuasaan dengan cara baik-baik.