tirto.id - Profil Kabupaten Tanah Laut adalah salah satu Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Selatan.
Kabupaten Tanah Laut memiliki luas wilayah 1878 km persegi yang terdiri dari 11 kecamatan, 5 kelurahan, dan 130 desa.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, Kabupaten Tanah Laut memiliki total jumlah penduduk sebanyak 341.561 jiwa.
Geografis Kabupaten Tanah LautPeta Kabupaten Tanah Laut. FOTO/commons.wikimedia.org/
Secara geografis Kabupaten Tanah Laut terletak antara titik koordinat di antara 114° 30’20’’ Bujur Timur – 115° 23’31’’ Bujur Timur dan 3° 30’33’’ Lintang Selatan 4° 11’38’’ Lintang Selatan.
Kabupaten Tanah Laut berbatasan dengan sejumlah wilayah di sekitarnya. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa dan Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.
Sementara itu, di bagian Barat dan Selatan, Kabupaten ini berbatasan dengan wilayah perairan yaitu Laut Jawa.
Demografi Kabupaten Tanah Laut
Penduduk Kabupaten Tanah Laut mayoritas merupakan pemeluk agama Islam dengan persentase mencapai 98 persen. Selebihnya adalah pemeluk agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Buddha.
Sebagai Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa, Kabupaten Tanah Laut cukup terkenal dengan produksi hasil utama ikan.
Melansir data BPK Kalimantan Selatan, produk ikan perairan laut kabupaten ini di tahun 2021 mencapai 59.964 ton. Hasil ini juga diikuti dengan produksi perairan umum sejumlah 4.581 ton.
Selain sektor perikanan, penduduk Kabupaten Tanah Laut juga bertani dengan komoditas utama jagung. Luas panen jagung di wilayah ini mencapai 20.013 hekar.
Kemudian, penduduk juga bergerak di sektor perkebunan dengan komoditas unggulan kelapa sawit dan karet. Luas areal tanaman kelapa sawit pada tahun 2021 mencapai 12.453 hektar. Sementara untuk tanaman karet, pada tahun 2021 sebesar 866,5 hektar.
Selanjutnya di sektor peternakan, penduduk Kabupaten Tanah Laut banyak yang memilih sapi sebagai ternak unggulan. Tercatat pada tahun 2021 jumlah sapi di Kabupaten ini adalah sebanyak 77.068 ekor.
Sejarah Singkat Kabupaten Tanah Laut
Sejarah mencatat Kabupaten Tanah Laut adalah bagian dari wilayah Kerajaan Nan Sarunai, yang diperkirakan didirikan oleh suku Dayak Maanyan pada 242 SM.
Kerajaan ini eksis cukup lama hingga akhirnya tumbang ketika ekspansi Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1358 yang dipimpin oleh Laksamana Nala.
Kemudian pada tahun 1360, Majapahit mendirikan kerajaan Kuripan yang termasuk ke dalam wilayah administrasinya di tanah bekas Kerajaan Nan Sarunai.
Selanjutnya, pada tahun 1387 Kabupaten Tanah Laut masuk ke dalam wilayah kerajaan Negara Dipa yang didirikan oleh Mpu Jatmika, masih dalam wilayah Majapahit. Negara Dipa berubah nama menjadi Negara Daha pada 1478.
Setelah lebih kurang 48 tahun menjadi wilayah Negara Daha, tepatnya pada 1525 Tanah Laut berpindah administrasi menjadi bagian Kerajaan Banjar. Kesultanan Banjar eksis hingga abad ke 18 atau hingga zaman kolonial Belanda.
VOC Belanda menancapkan monopoli dagangnya di Kesultanan Banjar sejak 6 Juli 1779. Mulailah penjajahan berkedok perdagangan terjadi di wilayah ini.
Pada tahun 1859, perang Banjar berkobar dipimpin oleh Pangeran Hidayat, Temenggung Jalil, dan Pangeran Antasari. Di wilayah Tanah Laut perang dipimpin oleh Kiai Demang Leman dan Haji Buyasin yang berhasil dengan gagah berani merebut benteng Belanda di Tabanio pada Agustus 1859.
Perjuangan masyarakat Tanah Laut berakhir ketika benteng Tabanio berhasil diserang oleh Belanda dengan pasukan besar-besaran. Pada Desember 1859 Benteng Haji Buyasin di Takisung juga diserang dan dihancurkan, membuat Haji Buyasin mundur ke daerah Bati-Bati.
Kemudian, Belanda secara sepihak pada 11 Juni 1860 mengumumkan pembubaran Kesultanan Banjar. Setelah itu Tanah Laut masuk ke dalam kekuasaan pemerintah Belanda hingga kependudukan Jepang.
Seperti wilayah Indonesia lainnya, Tanah Laut akhirnya merdeka dari penjajahan setelah Presiden Sukarno memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Editor: Yulaika Ramadhani